"Dik ikutan yuk ke acara nikahan sodara sepupu di Wabula, nanti kita bisa jalan-jalan ke wisata Pantai Lahonduru, liat ikan purba yang dilindungi" Demikian ajakan kakak sepupu saya, Hasdin di awal Oktober lalu.
Saya tertegun membaca pesannya, terlebih ketika pesan berikutnya muncul.
"Rugi loh kalau nggak ikut, kan bisa berkunjung melihat wisata di desa Wasuemba, lumayan buat bahan tulisan Adik" Begitu kira-kira lanjutannya.
Bisa aja emang kakak saya satu itu, tau banget bagaimana mengiming-imingin manusia yang introvert kayak saya. Kalau bukan karena iming-iming 'bahan tulisan di blog', kayaknya saya sedikit 'aras-arasen' kalau kata orang Jawa (enggan atau sedikit malas dalam melakukan sesuatu) untuk ikutan.
Ye kan, selain introvert, saya juga merasa lelah akhir-akhir ini, pengennya lebih banyak istrahat aja di rumah. Terlebih jadwal perginya, bertepatan dengan ngantor saya yang kebetulan di shift malam.
Baca Juga : Jadi Working Mom Again Di Usia 40an
Dan begitulah, singkat cerita saya pun mengiyakan, sehingga di sore hari tanggal 4 Oktober kamipun bertolak ke desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton.
Desa Wasuemba | Sumber: jadesta.kemenparekraf.go.id
Cerita perjalanannya akan saya update di lain waktu deh, saya
skip aja sampai ke waktu kami mengunjungi wisata pantai Lahonduru
tersebut.
Cerita Menikmati Pagi Dengan Menanti Kemunculan Ikan Purba di Wisata Pantai Lahonduru
Pagi hari di desa Wasuemba, Kakak Hasdin udah semangat ngajak anak-anak mengunjungi wisata pantai Lahonduru yang dijanjikan.
Karena letaknya memang tak jauh dari rumah kakak sepupu saya di desa tersebut, kakak Nia. Jadinya kami memutuskan untuk berjalan kaki.
Kami hanya berlima saja, karena yang lain sudah bosan ke wisata tersebut. Jadinya saya, Adik Dayyan, Kakak Hasdin, Adik Dayyan dan 2 anaknya, Naya dan Naira, berjalan kaki menyusuri jalanan aspal yang mulus.
Udara pagi terasa sejuk, berpadu dengan aroma laut yang khas, mengiringi langkah santai kami. Adik Dayyan dan kedua Kakak sepupunya begitu gembira dan tak sabar sehingga berlari mendahului langkah kami.
Sekitar 600 meter kami berjalan, tibalah di gerbang sederhana yang bertuliskan 'Selamat Datang Di Wisata Pantai Lahonduru Desa Wasuemba'.
Suasana sepi dengan lingkungan yang asri dan bersih menyambut kami. Meski sederhana, tapi kawasan wisata ini lumayan terawat dengan baik. Tak ada sampah yang mengganggu penglihatan.
Dari jalan raya beraspal, kami harus masuk melewati jalan akses yang dipaving sekitar 100 meter sampai ke area ikan purba yang dimaksud.
Baca Juga : Berwisata di Pantai Nirwana Baubau
Menanti Kehadiran Ikan Purba di Jembatan Lingkar
Area tersebut berupa kolam yang berisi air laut, karenanya disebut aquarium alami. Kolam alami tersebut terbentuk dari bebatuan karang berpadu dengan area mangrove. Ikan-ikan purba tersebut semacam terjebak di kolam tersebut, karena ada bebatuan karang yang memisahkan 'kolam' tersebut dengan lautan lepas.
Kamipun melangkah masuk ke area Jembatan Lingkar, lalu Kakak Hasdin mulai melemparkan umpan dari ikan mentah yang di bawa dari rumah Kakak Nia.
Umpan tersebut sengaja dilempar ke air agar untuk memancing ikan purba keluar dari persembunyiannya di antara bebatuan karang yang ada di area kolam alami tersebut.
Sayangnya, pagi itu air laut sedang surut, sehingga air kolam sangat dangkal, dan hal inilah mungkin yang membuat ikan-ikan tersebut memilih bersembunyi di antara bebatuan karang.
Tapi kami tidak menyerah, dengan sabar menanti kemunculan ikan tersebut, lalu tiba-tiba anak-anak berseru menunjuk sesuatu yang bergerak di dalam air.
Ternyata itu adalah kepiting yang terbilang besar banget.
Btw, ikan purba tersebut dilarang keras untuk ditangkap, apalagi dikonsumsi, dan masyarakat di sekitar lokasi tersebut sangat patuh akan larangan itu. Sampai-sampai bukan hanya ikan purba yang tidak boleh ditangkap, termasuk semua hewan yang ada di kolam alami tersebut.
Karena itulah, kami menemukan kepiting yang ukurannya terlihat jumbo, sepertinya kepiting tersebut beruntung karena bergabung di kolam itu, sehingga keberadaannya tak berani diusik oleh manusia.
Agak lama kami berkeliling di jembatan yang melingkari kolam alami tersebut, sambil dengan setia melihat ke dalam air, menanti ikan-ikan yang dimaksud keluar dari persembunyian.
Sayangnya, sampai lama menanti hanya ada ikan-ikan yang berukuran sedang berwarna hitam yang keluar malu-malu dalam persembunyiannya. Umpan-umpan ikan mentah yang dilempar ke air malah habis dimakan oleh ikan-ikan kecil serta kepiting jumbo tersebut.
Tapi over all saya happy karena bsia melihat langsung penampakan ikan purba yang katanya ada yang berusia hingga ratusan tahun itu.
Karena tujuan kami ke desa Wasuemba tersebut adalah menghadiri acara pernikahan anak sepupu kami, jadinya kami nggak bisa berlama-lama di jembatan tersebut. Kamipun memutuskan untuk segera pulang untuk mandi dan bersiap ke acara nikahan tersebut.
Namun, ketika keluar dari area jembatan yang ada di kolam tersebut, anak-anak malah berbelok menuju ke arah bibir pantai Lahonduru tersebut. Mereka lalu bermain ayunan sambil memungut keong yang dinamakan Kelomang/Umang-umang.
Menikmati Pemandangan Pantai Lahonduru
Melihat anak-anak semangat menikmati pantai, saya dan kakak Hasdin terpaksa ikut berbelok ke arah pantai yang tak jauh dari lokasi jembatan lingkar kolam ikan purba tersebut.
Lokasi pantainya terbilang lumayan bersih, meski ada satu dua sampah plastik yang bertebaran, tapi masih bisa ditolerir lah.
Pantai Lahonduru terdiri dari pasir putih halus yang terbentang hingga sejauh 1 KM an, namun di beberapa titik ada bebatuan karang. Sayangnya pasir putihnya tidak sepenuhnya bersih, tapi bercampur dengan sampah-sampah kayak tumbuhan kering gitu.
Oh ya yang menarik, di pantai ini kita bisa melihat semacam penangkaran ikan. Jadi, masyarakat menyebarkan jaring di sekeliling lautan, sehingga ketika ikan yang masuk ke dalam jaring tersebut tidak bisa keluar lagi, sehingga nelayan bisa dengan mudah menangkap ikan-ikan tersebut.
Di bagian lokasi pantai ini, terdapat fasilitas memadai buat pengunjung. Ada mushala, toilet lengkap dengan air bersihnya. Terdapat pula warung-warung yang sepertinya digunakan orang untuk berjualan, namun karena kami datang terlalu pagi, warungnya belum buka.
Ada pula gazebo yang berada di dekat pantai, ada balai pertemuan pula.
Terdapat pula area luas yang cocok banget digunakan sebagai tempat berkemah atau camping. Akan tetapi hati-hati memilih lokasi camping, karena banyak banget pohon kelapa tumbuh di mana-mana. Kan nggak lucu ya, lagi bersantai berkemah, tiba-tiba kejatuhan kelapa dari pohonnya, hahaha.
Oh ya ngomongin tentang pohon kelapa, bukan hanya di area pantai Lahonduru, tapi hampir di sepanjang wilayah desa Wasuemba sampai Wabula, terdapat banyak pohon kelapa, khas daerah pantai ya.
Kami nggak lama mampir di area pantai, kakak Hasdin hanya sempat memeriksa ponsel sejenak, sedangkan saya bergabung dengan para bocah menangkap Kelomang yang banyak terdapat di pasir.
Tak lama kemudian, kamipun beranjak pulang, meninggalkan kesan mendalam atas suasana asri, sejuk dan indah tentang wisata pantai Lahonduru Wasuemba.
Oh ya sebagai tambahan, untuk masuk ke area wisata pantai Lahonduru ini dikenakan biaya ya. Sayangnya saya nggak tahu berapa biaya tiket masuknya, karena saat itu masih terlalu pagi, jadi belum ada yang berjaga di loketnya.
Menjelang siang, kami sempat melihat banyak orang-orang berkendara motor dan mobil yang lewat, sepertinya mereka menuju ke wisata tersebut, atau ke wisata lainnya yang ada di sana.
Baca Juga : Explore Wisata di banyuwangi Dalam Setengah Hari
Tentang Wisata Pantai Lahonduru dan Ikan Purba di Desa Wasuemba
Pantai Lahonduru terletak di Desa wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Di pantai ini terbentang pasir putih halus sepanjang kurang lebih 1KM, lengkap dengan karang-karang menambah daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Selain menikmati pemandangan yang indah, wisatawan bisa melakukan piknik hingga camping di pantai ini. Dan tak perlu khawatir, terdapat banyak fasilitas yang tersedia di antaranya:
- Toilet umum yang bersih
- Mushala
- Ruang pagelaran seni atau semacamnya
- Gazebo
- Jembatan lingkar
- Homestay yang terletak di desa Wasuemba
Bukan hanya pesona pantainya yang asri, bersih dan menawan, di pantai ini juga wisatawan bisa menikmati pesona ikan purba di akuarium alami bernama E'e Tobungku.
Dengan berjalan-jalan di jembatan lingkar sepanjang kurang lebih 700 meter yang dibangun mengitari akuarium alami tersebut, pengunjung bisa melihat ikan-ikan purba yang konon sudah berusia ratusan tahun. Uniknya, meski usianya sudah tua, tapi ikan-ikan yang berwarna gelap tersebut tak pernah berkembang menjadi besar, ukurannya tetap normal, tak kecil banget juga tak menjadi besar banget juga.
Telah lama ikan-ikan serta habitat yang hidup di akuarium alam tersebut dilarang untuk ditangkap / dipancing, apalagi dikonsumsi. Pengunjung hanya boleh memberi makan dengan ikan mentah saja.
Jika dilanggar, konon akan menimbulkan kesialan sepanjang hidup.
Selain menikmati ikan dan habitat lainnya yang sudah berusia tua, pengunjung juga bisa berswafoto di lokasi yang instagramable tersebut.
Pantai Lahonduru juga dikenal sebagai kerajaan keong, ada banyak keong yang hidup di pasir pantai ini. Pastinya hal ini sangat disukai oleh anak-anak.
- Nama Wisata : Wisata Pantai Lahonduru
- Alamat : Desa Wasuemba, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Prop. Sulawesi Tenggara
- Harga Tiket : 5.000 - 10.000
- Jam buka : Setiap hari, pukul 08.00 - 17.00
- Cara Menuju ke Pantai Lahonduru : dari kota Baubau melewati Pasarwajo kurang lebih 90 menit, bisa dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Baca Juga : Mengenal Aspal di Pulau Buton`
Baubau, 19-10-2025
Sumber:
- https://jadesta.kemenparekraf.go.id/atraksi/aquarium_alami diakses 19-10-2025
- https://ufuknews.com/2023/07/02/pesona-sunrise-pantai-lahonduru-uniknya-terdapat-ikan-purba-ratusan-tahun/ diakses 19-10-2025
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)