Di Baubau, Bentrok Antar Kelompok Menggunakan Sajam Di Jalanan, Dibiarkan Saja?

kekacauan bentrok di baubau

Kemarin malam, Senin 27 Oktober 2025 saya pulang dari ngantor shift siang hingga malam di pukul 21.00 WITA. Itu pun dengan berbagai pesan teman-teman kantor lainnya agar lekas pulang, dan hindari beberapa ruas jalan Betoambari, karena katanya ada kekacauan (lagi) di daerah dekat Jembatan Gantung.

Mendengar berita itu saya agak kesal, karena sebenarnya hal ini sudah terjadi berulang kali, bahkan 2 hari sebelumnya di sore hari hari terjadi juga kekacauan di daerah tersebut.

Dan di hari itu, ada 2 orang korban yang di bawah ke klinik tempat saya bekerja (taunya dari WAG), namun akhirnya salah satunya dirujuk ke RSUD Palagimata karena butuh penanganan lanjutan atas panah yang menancap di perutnya.

Mendengar berita tersebut saya bersyukur banyak-banyak, karena kebetulan di sore hari itu, saya dan si Adik baru saja dari pasar Wameo sore-sore, yang jaraknya nggak terlalu jauh dari lokasi kejadian bentrok tersebut.

Baca juga : Serunya Belanja Di Pasar Wameo Baubau 

Dengan menahan kesal saya pun bersiap pulang, dan demi keamanan diri dan si Adik yang selalu ikut saya bekerja, akhirnya saya memilih jalan pulang memutar.

Dari yang awalnya bisa lewat jalan Betoambari di depan SMK Negeri 1, namun karena menurut informasi bentrokan tersebut melibatkan orang-orang di jalan La Ode Boha, which is jalan itu berada di depan sekolah tersebut. Saya tak mau ambil risiko kena panah dan busur yang nyasar dari orang-orang bentrok tersebut, akhirnya memilih jalan memutar lewat Wajo, tembus Lamangga dan mutar di stadion hingga SMA Negeri 2.

Alhamdulillah jalanan aman dan belum sepi-sepi amat, sepertinya efek berita bentrok tersebut banyak yang menghindari jalanan Betoambari, dan memilih lewat Jembatan Beli untuk akses ke kota. Kami berkendara dengan tenang, sampai akhirnya di perempatan SMA negeri 2 jantung saya kembali dag dig dug. 

Bagaimana tidak?, saya baru saja melewati perempatan, ketika tiba-tiba terdengar ada motor yang akan lewat dari belakang dengan klakson panjang bersahutan. Seketika saya menepi, menetralkan hati yang deg-degan, seluruh tangan dan kaki lunglai sementara tubuh seketika gemetaran.

Untungnya, motor-motor tersebut tak banyak, dalam sekejap mereka ngebut dan menghilang ditelan jalanan malam. Sepertinya mereka kejar-kejaran, dan saya takut mereka adalah salah satu yang berasal dari orang-orang yang bentrok tersebut.

Setelah tenang, saya coba mengambil video, rasanya udah terlalu kesal melihat penanganan petugas keamanan di kota Baubau terhadap kekacauan yang terjadi di kota ini.

Hal ini sudah terjadi berulang kali, dengan korban yang juga banyak, bahkan ada dari pengguna jalan yang tak ikut-ikutan bentrok, tapi jadi luka parah terkena parang.

Dari berita yang saya baca di okezone, di tanggal 19 Oktober 2025, ada korban 1 orang yang kedua tangannya nyaris putus, demikian juga kaki dan kepalanya berdarah, lantaran kena sabetan senjata tajam berupa parang.

Ada fotonya yang beredar di WAG yang sumpah bikin saya mual liatnya, huhuhu.


Penanganan Pelaku Bentrok yang Terkesan Dibiarkan?

Satu hal yang paling saya kesalkan dari semua teror yang dirasakan akibat bentrok tersebut adalah, saya jadi bertanya-tanya, kenapa bisa kok sampai berulang kali terjadi hal yang sama, di lokasi yang sama pulak.

I mean, emangnya kalau pelaku bentrok sudah ditahan, 2 hari kemudian ditiru sama yang lain kah?

Ye kan, terserah mereka hanyalah 2 kelompok pemuda yang saling ejek lalu akhirnya berantem ya. TAPI KELAKUAN MEREKA ITU SUDAH SANGAT MERUGIKAN KETERTIBAN MASYARAKAT!

Terlebih hal ini sudah terjadi berulang kali, dan setiap kejadian selalu ada korban.

Saya jadi merasa, kalau penegakan hukum kurang tegas dilakukan. Bagaimana bisa orang yang terang-terangan berantem bawa sajam, dengan bukti video yang beredar banyak di medsos, tapi belum juga ditahan?.

bentrok di baubau
Salah seorang polisi berdiri di dekat orang-orang yang membawa sajam, (Sumber: tangkapan layar pada video beredar) 

bentrok dengan sajam di baubau
Tangkapan layar video dari orang mengintip di balik jendela dekat lokasi bentrok

bentrok dengan sajam di baubau
Polisi lainnya mencoba memperingatkan pelaku bentrok

Memang sih, di berita yang diterbitkan Okezone, dijelaskan bahwa dari kejadian tanggal 19 Oktober lalu, pihak kepolisian menahan 8 orang pemuda dan beberapa masih dalam pengejaran.

Akan tetapi, kok bisa kejadian lagi?.

Kegeraman saya semakin bertambah setelah malam ini membaca berita di Tribunnews (https://sultra.tribunnews.com/bau-bau/82813/alasan-polisi-belum-amankan-terduga-pelaku-bentrok-di-jalan-murhum-baubau-sulawesi-tenggara). Dalam berita tersebut, dikabarkan info dari Kasi Humas Polres Baubau mengatakan bahwa belum ada terduga pelaku yang diamankan hingga saat ini.

Ini nggak tau ya, apakah yang dimaksud terduga kejadian di tanggal 27 Oktober itu, atau kejadian selama bulan Oktober ini?.

Karena kalau diingat-ingat, sepanjang bulan Oktober 2025 ini, kondisi kota Baubau selalu tegang oleh bentrok kekacauan yang melibatkan penggunaan barang tajam.

Saya ngeh banget, karena kejadiannya memang dekat dengan klinik tempat bekerja, dan udah menjadi hal yang sering kami para pekerja jaga shift malam, ketakutan lantaran kejadian berulang tersebut.

Yang lebih membagongkan, alasan polisi belum mengamankan salah satu dari pelaku semalam itu, karena kemarin masih dalam tahap pencegahan.

Sekali lagi saya tuliskan,

MASIH DALAM TAHAP PENCEGAHAN!!!

Oooooo maaaiiiiii gudneeesssss

Tau nggak sih? korban-korbannya itu, khususnya yang kena busur ya, itu tuh busurnya dari paku. Bayangkaaaannnn, kalau paku tersebut nyasar ke masyarakat yang melintas di situ?.

Apalagi, setiap kali ada kekacauan, banyak banget masyarakat yang datang menonton, agak error emang ya!.

Paku yang kita injak dengan luka kecil aja, udah bikin ketakutan setengah mati, takut tetanus kan ye. Bayangkan paku itu ada di perut, bahkan korban semalam tuh tertancap di lehernya, dan paku itu menancap di tulang belakangnya.

Kalau lihat di video yang beredar, sepertinya korban termasuk salah satu dari orang-orang yang bentrok. Bayangkan kalau yang kena itu orang lewat, terutama perempuan dan anak-anak yang mungkin harus bepergian malam karena kerja kayak saya, misalnya?.

Saya nggak tahu sih alasan sebenarnya apa?, karena toh kalau mendengar dari testimoni beberapa orang yang sempat melihat kejadian semalam, ditambah beberapa video yang beredar di medsos. Pada saat kejadian semalam tuh hanya terlihat 2 orang polisi yang cuman diam saja melihat orang-orang berteriak sambil menghunuskan senjata tajam berupa parang.

Mungkin anggota polisi lainnya belum sampai sih, dan saya paham juga mengapa polisinya cuman diam, karena plis lah melawan orang yang pegang sajam seorang diri?.

Tapi maksudnya, serius nih nggak ada penanganan lanjutan?. Udah terjadi berulang kali loh!. Di mana wibawa para penegak hukum di kota Baubau?, yang saya tahu wibawa mereka tuh dulu luar biasa banget.

Sebagai warga negara, saya berharap pihak kepolisian untuk bertindak tegas TANPA PANDANG BULU.

Apalagi yang ditunggu?.

Bukti-bukti udah nyata ada, bahkan di depan polisi mereka berani bertindak arogan, bukti nyata juga bisa didapatkan banyak di media sosial.

Terus apa lagi?

Karena pelaku bentrok anunya si itu dan si ono kah?.

Mon maap, akoh kesal setengah mati!


Baubau, 28-10-2025

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)