Kamis kemarin saya menginap di rumah kakak, jadi paginya saya ikut kakak ke pasar tradisional buat belanja kebutuhan dapur. Btw di BauBau tuh ada beberapa pasar tradisional, tapi kali ini kakak ngajak ke pasar Wameo BauBau.
Sebenarnya ini kali kedua saya mengunjungi pasar ini, setelah kedatangan saya di sini Januari lalu. Pertama kali saya ke sini pas bulan lalu, namun hanya sempat berkeliling di bagian pakaian thrifting atau biasa disebut baju RB.
FYI, dulu tuh pasar Wameo ini terkenal dengan pasar pakaian thrifting. Di pasar ini kita bisa menemukan banyak baju-baju bekas yang harganya fantastika murahnya.
Mulai dari 5000an perak dong.
Bahkan bulan lalu saya nge-thrif ke sana, dapat beberapa baju dengan harga 5000perak per lembar. Udah gitu kualitasnya lumayan pulak.
Nah, kebetulan kemarin kakak mau belanja ke sana, ya udah ikutan sekalian dong sayanya.
Kami tiba sekitar pukul 7.45an, kakak lalu memarkirkan motor di dekat pasar bagian penjual ikan. Setelah parkir, kami pun masuk ke bagian penjual ikan.
Pas udah masuk, kami disambut oleh aroma ikan laut yang khas, berbagai jenis ikan laut terpampang dengan rapi di sana. Kami melewatinya ditimpali oleh rayuan penjual ikan dengan template yang sama.
"Ikannya Bu, masih segar-segar, ada tambahnya!"
Maksudnya, jika kami membeli ikan tersebut, si penjual bakalan menambahkan 1 ekor sebagai bonus, ini berlaku untuk ikan yang ukurannya nggak terlalu besar kayak jenis cakalang atau tuna ya.
Setelah berkeliling dari ujung ke ujung, akhirnya kakak memutuskan membeli ikan jenis Mangkela dan ikan karang warna merah, nggak tahu namanya apa, hahaha.
Harga ikan di pasar memang sedang agak mahal, jadi kakak saya cuman membeli secukupnya saja, biasanya kalau sedang murah-murahnya, dia beli sekalian stock mingguan.
Setelah membeli ikan, kami beranjak ke bagian penjual sayuran. Dan akhirnya saya ngeh salah satu kelebihan pasar tradisional Wameo ini, yang mana pasarnya tuh bukan hanya bersih, tapi juga rapi banget.
Para penjual tuh berkelompok berdasarkan jenis jualannya.
Misal, penjual ikan ya sama-sama penjual ikan, penjual sayur ya gabung sama penjual sayur, penjual buah juga demikian, bahkan penjual bumbu-bumbu pun berkelompok.
Karenanya, para pembeli tuh nyaman, karena mereka bisa keliling di satu tempat untuk mencari satu jenis bahan yang mereka inginkan, tanpa terdistrak yang lainnya.
Ya minusnya sih, kalau lagi buru-buru agak rempong ya, karena kita tetap harus keliling pasar untuk membeli beberapa jenis yang kita butuhkan. Berbeda dengan ketika saya ke pasar di Surabaya, kebanyakan penjual tuh menjual berbagai jenis jualan. Jadi, kita bisa membeli sekalian banyak jenis belanjaan, hanya di satu penjual saja.
Kami ke tempat penjual sayur sambil melewati banyak jenis penjual lain, dan saya nggak bisa melewati untuk mengambil beberapa gambar saking takjubnya dengan kerapian pasarnya.
Ada penjual pisang, penjual buah lainnya, penjual bumbu-bumbu dasar, kayak bawang, serei, kunyit, laos atau lengkuas dan jahe serta lainnya. Duh, sebagai pecinta perbumbuan kayak jahe kunyit buat dijadikan minuman, jiwa pengen borong saya jadi meronta-ronta, hahaha.
Kakak lalu membeli beberapa jenis sayuran yang lumayan awet, kayak wortel, kentang dan lainnya. Dan setelah lengkap semua, kami pun pulang.
Over all, saya happy banget ke pasar tradisional Wameo BauBau ini, dan salut sih atas kemajuan kota ini. Lain kali, saya bakalan datang lagi buat explore dan berbagi pengalaman tersebut di blog.
Kalau Temans, siapa nih yang udah pernah atau sering berbelanja ke pasar tradisional Wameo BauBau?. Atau tertarik pengen ke sana?
Buton, 20-06-2025
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)
Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)