A Day in My Life Edisi Lebaran Idul Adha

lebaran idul adha

Cerita a day in my life kali ini berpusat di hari lebaran Idul Adha yang kali ini saya peringati di rumah mama. Karenanya kali ini berbeda, di mana biasanya antusias kami nggak yang gimana-gimana menyambut lebaran ini, tapi kali ini penuh dengan kerempongan.

Ya karena lokasi merayakan lebaran berbeda dari biasanya, di mana di sini memang diperingati tak kalah heboh dengan lebaran idul fitri. Berbeda dengan kebiasaan di Surabaya, yang mana lebaran kayak gini nggak terlalu heboh. 

Palingan yang ditunggu tuh cuman ngesate aja pakai daging kurban.

Nah berbeda dengan di Buton. Di sini tuh lebaran haji (nama lain lebaran idul adha) sama hebohnya kayak lebaran idul fitri. Jadi kegiatan bikin kuenya, kegiatan masak-masaknya, kegiatan berkunjungnya, salam-salamannya, hampir sama persis deh.

Dan begitulah, jadinya sejak kemaren saya udah rempong dengan berbagai kesibukan menyambut hari lebaran ini. Eh tepatnya sejak beberapa waktu lalu sih, saya udah mulai mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk menyambut lebaran ini.

Mulai dari belanja bumbu-bumbu, belanja bahan kue, lalu kemaren seharian saya gunakan untuk bikin kue. Rencananya pas malam lebaran mau menyiapkan bahan masakan di siang lebaran nanti untuk menyambut si Kakak Jouke dengan keluarga kecilnya.

Tapi karena saya udah terlalu capek dan ngantuk, jadinya urung. Dan siapa sangka ternyata si Adik yang sehari sebelum lebaran mengeluh matanya sakit, eh malam lebaran malah dilewati dengan demam.


Dan begitulah, saya memulai hari di momen idul adha dengan gagal ke masjid buat shalat ied. Karena nggak mungkin juga saya meninggalkan si Adik sendirian di rumah kan.

Jadinya setelah shalat subuh saya langsung menuju dapur untuk mulai kegiatan masak. Btw, kami belum masak apapun, cuman buras (sejenis lontong) dan kue aja. Untuk lauknya semua diserahkan ke saya yang mengolahnya.

Jujur, ketika pertama kali mendengar mama menanyakan saya mau masak apa? agak shock ye, secara saya nggak pernah masak banyak dan beragam langsung. Apalagi untuk lauk lebaran.

Kedua, you know lah masak buat lansia itu rempong. 

Nggak boleh banyak minyak, nggak boleh kerasa garamnya, nggak boleh keras, tapi wajib enak. Agak rempong ye tidak melibatkan gurih dari garam atau semacamnya untuk menciptakan makanan enak.

Tapi sudahlah, karena emang nggak ada yang bisa diandelin, jadinya saya aja yang masak.

Pertama-tama saya masak ayam kecap, mama pengen makan ayam kecap katanya, tapi yang pedas dan nggak terlalu berminyak.

Lagi-lagi saya memutar otak, gimana caranya ya? masalahnya si Adik juga suka ayam kecap, tapi dia nggak kuat pedas. Alhasil saya masaknya bertahap, pertama masak tanpa cabe, setelah agak mateng saya sisihkan beberapa potong untuk si Adik, kemudian saya lanjutkan masak dengan tambahan cabe di dalamnya.

Sambil menunggu ayam kecap matang, saya memulai masak mie goreng.

Alhamdulillah, ketika mama dan si Kakak pulang dari shalat ied, lauk ayam kecap dan mie goreng sudah siap, lalu kami sarapan dengan lauk tersebut beserta buras.

Setelahnya saya lanjut masak, ada ayam masak wolio, opor ayam, sup ayam dan sambal. Masalahnya adalah ayamnya lumayan keras, jadi masaknya lama banget. Giliran kelamaan dimasak, eh sadar-sadar ayamnya udah terlalu lunak, wakakakak.

Acara masak memasak yang memusingkan kepala itu berakhir di pukul 12.30an siang. Badan rasanya lengket banget, sejak pagi saya belum mandi, untung juga nggak ada tamu yang datang. Hanya mantan anak buahnya mama, seorang bidan yang tinggal tak jauh dari rumah, datang menjenguk mama.

Saya lalu melanjutkan pekerjaan beberes rumah, mempersiapkan kamar buat kakak dan keluarganya yang rencananya akan menginap semalam. Setelah semuanya beres, sayapun mandi sambil mencuci beberapa potong pakaian yang kotor.

Setelah mandi, saya bingung mau ngapain, buka laptop tapi kok ngantuk banget. Akhirnya coba tiduran sebentar, tapi nggak bisa nyenyak karena anak-anak berisik banget. Ditambah si Adik yang demam tapi maunya main di luar mulu.

Sedikit bete karena menunggu kedatangan kakak yang nggak muncul-muncul juga, padahal makanan yang tersedia udah dimasak dalam beberapa macam dan jumlahnya lumayan banyak.

Sampai menjelang pukul 4 sore, tiba-tiba HP saya berdering, ternyata keponakan saya yang paling kecil menelpon. Dia meminta tolong untuk dijemput di tengah perjalanan karena kendaraannya bermasalah. 

Tak menunggu lama, saya pun berangkat menjemput mereka, dan tak lama kemudian kami semua berkumpul di rumah nenek dengan lengkap.

Ternyata kakak dan keluarganya bahkan belum makan siang sama sekali, jadi pas nyampe mereka langsung makan, happy banget dong saya. 

Ye kan, meskipun rasa masakan saya nggak karuan, hehehe. Tapi setidaknya dimakan. Kami lalu melewati malam dengan bercengkrama, anak-anak seperti biasa ya main game, hahaha.

Dan pukul 9 malam semuanya udah pada tidur, karena kecapekan.

Demikianlah cerita a day in my life ala Rey di lebaran idul adha tahun 2025 ini.

Kalau temans, punya cerita apa?

*note: sorry nggak ada dokumentasi, hahaha.


Buton, 06-06-2025

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)