Tips Menulis Pengalaman Pribadi dengan Mudah A La Rey

Menulis Pengalaman Pribadi

Sharing By Rey - Menulis pengalaman pribadi itu sebenarnya adalah cara paling mudah buat saya dalam rutin menulis di blog.

Karena, menulis pengalaman pribadi, sama sekali nggak butuh jurnal penelitian, atau bahkan teori-teori pendukung, layaknya menulis skripsi atau tesis *lah.

Menulis pengalaman pribadi, bagi saya tuh ibarat sedang mengobrol, sedang curhat sama laptop atau HP, jadinya ya semua lebih ngalir, lebih mudah menjadi sebuah tulisan, yang bahkan nggak saya sadari belum sejam udah mencapai lebih dari 1000 kata, hahaha.

Makanya, kalau ada teman yang bertanya, kok bisa sih selalu rajin update tulisan terbaru di blog?
Jawabannya ya karena saya menulis kisah hidup atau pengalaman pribadi.
Jadi, apanya yang sulit?

Anggap aja lagi ngobrol, terlebih saya memang nggak punya teman ngobrol di rumah, selain anak-anak yang malah ngobrolin mainan, hahaha.


Cara Menulis Pengalaman Pribadi dengan Mudah A La Rey


Kalau browsing kata kunci, cara menulis pengalaman pribadi, mungkin kita bisa membaca berbagai cara yang hampir sama antara satu blog maupun blog lainnya.

Cara Menulis Pengalaman Pribadi

Lalu, bagaimana cara menulis pengalaman pribadi di blog a la Rey aka saya?


1. Tentukan tema tulisan


Yup, karena sudah 3 tahunan ngeblog dan saya telah menerapkan tema harian dalam menulis di blog, maka mematuhi tema tersebut adalah sebuah keharusan buat saya.
Meskipun, sesekali kadang saya break my own rules juga, hahaha.

Misal, hari Selasa adalah tema blogging atau teknologi, maka saya memikirkan, pengalaman apa yang akan saya bagikan untuk tema tersebut.


2. Cari pengalaman yang bikin kita semangat nulisnya


Nggak perlu harus mikirin pengalaman yang luar biasa sih ya, kayak misalnya mentang-mentang temanya blogging, kita pengennya membagikan pengalaman luar biasa mendapatkan page view sejuta dalam sebulan.

Atuh mah, terus kalau belum sejuta, belum bisa menulis dong.
Lalu, kapan tercapai sejutanya tuh? hahaha.

Pengalaman receh yang kadang terlihat nggak penting, selama kita ceritainnya mengalir apa adanya, bakalan lebih mudah nulisnya, dan yang baca juga lebih mudah memahaminya.

Misal, pengalaman receh mendapatkan ide menulis dari medsos, atau blog walking.
Memang sih udah banyak yang menuliskan hal itu, tapi kalau kita menuliskan dengan cara yang lain daripada lainnya, sesuai dengan gaya menulis kita.

Niscaya yang baca juga bisa mendapatkan insight lebih, dari tulisan dengan tema yang mungkin pernah dia baca di blog atau website lain.   


3. Cari kata kunci sederhana


Cieeehh, pakai kata kunci segala ya, hahaha.
Ya gimana dong, namanya juga mamak-mamak blogger yang iseng suka curhat dan nulis, tapi maunya bisa dapetin duit dari hal itu.

Karenanya, bukan sekadar nulis, tapi juga mikirin manfaatnya...
Meskipun buat diri sendiri dulu, hahaha.

Karenanya, yang namanya kata kunci itu penting, agar tulisan tersebut bisa mendulang page view meski ujung-ujungnya akan mengubah tema yang mungkin udah ada di pikiran saya sebelumnya.

Seperti tulisan kali ini, sebenarnya awalnya terinspirasi dari pemikiran saya beberapa minggu lalu, di mana saya selalu terpikirkan oleh pertanyaan beberapa teman-teman.
"Mbak Rey, memangnya nulis pengalaman pribadi dengan jujur dan blak-blakan kayak gitu, nggak takut dihujat pembaca, atau bikin orang lain tersinggung?"
Nah, hari ini tuh rencananya bakal nulis hal yang menjawab pertanyaan tersebut.
Namun, ketika saya coba mencari kata kunci yang tepat untuk tema tersebut, kok jadinya malah pengen sharing dahulu tentang cara dan tips menulis pengalaman pribadi.  

Dan kebetulan juga mood bisa bekerja sama dengan tema tersebut, sekalian deh saya tulis hal ini aja, hahaha.
Nggak konsisten ya, hahaha.


4. Tentukan judul dari kata kunci


Sejujurnya, saya bukanlah seseorang yang menulis secara terencana dan tertata.
Maksudnya, menulis sesuai dengan kaidah penulisan yang benar.
Mulai dari nentukan judul yang pas, tentukan poin-poin yang akan dibahas, dan sebagainya.

Well, kadang sih saya kayak gitu.
Tapi biasanya hal itu saya lakukan, untuk menambah tabungan draft tema tulisan di blog, dan ketika waktunya dan mood-nya juga ada, hahaha.

Kayak nulis tema ini, terus terpikirkan lagi tema buat minggu depan, ya udah sekalian saya tulis di draft, baik judul maupun sub judul / poin yang akan dibahas, biar saya nggak lupa, hahaha.

Namun, jika nulisnya mendadak kayak hari ini, yang akan saya lakukan adalah, hanya menulis judul dari kata kunci, yang nantinya akan bisa dikembangkan seiring saya menulis.
(Orangnya nggak jelas ya, hahaha)

Dibilangin kok, sometimes saya memang hanya menulis aja, apa yang ada di pikiran itu saya tuangkan ke dalam tulisan, meskipun kadang awalnya cuman terpikir tema besarnya aja, dan belum terpikirkan mau nulis sub judul apa ya? hahaha.

Tapi, karena itulah saya bisa menggebrak moody dan menghasilkan tulisan di blog saya sesering mungkin.
Dan siapa sangka, itu jadi habit yang memudahkan saya, ketika ada deadline mepeeett banget, hehehe.

Jadi ya gitu, untuk judul awalnya saya nulis kata kunci aja, yang bisa langsung saya kembangkan seiring tangan bergerak di atas keyboard.


5. Tulis semua pikiran tentang kata kunci tersebut


Just write!
Yup, saya menulis aja semua hal yang ada di pikiran saya tentang kata kunci tersebut, membiarkan hal itu mengalir sesuai jari-jari saya bergerak.

Menyingkronkan (eh gitu ya penulisannya ya?) jari dengan pikiran, mengingat semua pengalaman-pengalaman yang pernah kita lakukan dan alami.
Sehingga menciptakan tulisan yang mengalir bagai cerita hingga menjadi cerita yang panjang, itu mudah.

Sulit?
Enggak kok, kan cuman mengingat apa yang pernah kita lakukan, lalu tuliskan pengalaman itu.
Seperti poin yang saya tulis di tulisan ini, saya bahkan belum punya pikiran tentang poin-poinnya, sampai akhirnya saya just write dan poin itu muncul sendiri di pikiran saya.


6. Menulis seperti sedang mengobrol


Yup, saya menganggap bahwa ada yang sedang bertanya tentang tema tulisan saya.
Misal, 
"Mbak Rey, gimana sih cara Mbak menulis pengalaman pribadi di blog ini yang keliatannya mudah?"
Lalu, tuliskan deh jawaban dari pertanyaan itu, seperti sedang mengobrol.
Makanya, jangan heran kalau tulisan saya itu jauh banget dari kaidah EYD yang sempurna, hahaha.
Karena seperti tulisan ini, ya seperti inilah saya berbicara dalam dunia nyata.

Dengan seolah mengobrol, maka tulisan itu akan mengalir dengan mudah, jari-jari akan selalu tersingkron dengan pikiran kita, bahkan ketika otak kita mungkin sedang multi tasking memikirkan hal lain, misal kayak saya yang ngetik tulisan ini di pukul 10 malam, dan si adik sedang nonton youtube di samping saya, dia kagak mau bobok dong, dan saya menulis sambil memikirkan langkah apa yang saya ambil biar si adik mau bobok tanpa dikelonin, karena mami masih mau nulis, hahaha.


Demikianlah cara-cara saya dalam menuliskan pengalaman pribadi di blog dengan mudah, jujur sih agak anti mainstream ya, maklum lah mamak-mamak multi sok sibuk, eh maksudnya multi tasking, sampai pikirannya juga bercabang-cabang, kalau nggak membiasakan dengan semua kondisi ini, kayaknya saya hanya bisa menulis sebulan sekali deh, atau bahkan 2 atau 3 bulan sekali di blog, hahaha.

Namun, cara-cara anti mainstream ini, sebenarnya juga bisa terealisasi karena tips khusus yang saya gunakan saat menulis pengalaman tersebut.


Tips Menulis Pengalaman Pribadi agar lebih Mudah A La Rey


Adapun tips yang saya gunakan untuk memudahkan saya menulis pengalaman pribadi di blog adalah: menulis dengan jujur dan sesuai kata hati, serta nggak peduli apa pendapat orang.

Tips Menulis Pengalaman Pribadi

Yup, tips yang paling memudahkan saya menulis pengalaman pribadi di blog adalah, dengan menuliskan semua pengalaman pribadi saya dengan jujur dan sesuai kata hati.

Maksudnya, jika saya nyaman berbagi ya saya tulis, namun jika memang nggak nyaman, ya nggak saya paksain.

Intinya, just write!
Just start write!
Tulis aja semua yang ada di hati, di mana hati merasa nyaman untuk menuliskannya.
Nggak usah peduli apa kata orang, selama hal itu nggak merugikan orang lain.
Dan memang saya murni ingin berbagi sekaligus writing for healing, plus menghasilkan uang juga tentunya, hahaha.   

Demikianlah, sederhana sih sebenarnya, bahkan terkesan receh dan nggak seserius para blogger yang memang punya ilmu yang mumpuni tentang dunia blogging dan menulis.

Akan tetapi, dengan terus menulis dan menulis, ditambah lebih banyak membaca beragam hal, maka menulis pengalaman pribadi di blog itu jadi terasa mudah.

How about you, Bloggers?


Sidoarjo, 22 Juni 2021


Sumber: pengalaman pribadi
Gambar: Canva edit by Rey

10 komentar :

  1. Aku juga sudah menerapkan beberapa hal disana mbak. Sayang gabisa konsisten. Haha. Masih kalah sama moodswingg. Bener mba, kita haru berani just write. Gapeduli pendapat orang. Asal kita ga melanggar sara ataupun nyakitin orang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah bener, yang penting ga merugikan orang lain, dan pastinya jangan bahas SARA, cari perkara aja itu mah hahhaha

      Hapus
  2. Sepakat.. terutama poin kedua; Cari pengalaman yang bikin kita semangat nulisnya. Kita menulis sih pada hakikatnya buat kita sendiri, buat kita seneng sendiri, buakt kita semangat sendiri.Bukan begitu,mbak hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahah, iya, yang penting kita mau nulis dulu, kalau nulis udah jadi habit, baru deh boleh naikin standar dan target :D

      Hapus
  3. Kalo dipikir2, aku kadang heran kenapa ga bisa lagi nulis ttg pengalaman pribadi, yg diluar traveling maksudnya yaaaa.

    Padahal sblm kenal blog, aku tuh terbiasa nulis di buku harian, setiap hari, dan itu ttg apa yg aku rasain di hari itu Rey, yg mana kebanyakan curhat :p. Dan lancar ajaaaa.

    Skr kok ya kalo disuruh tulis pengalaman harian, lgs macet wkwkwkwk. Mungkin Krn ga dibiasain sih :D.

    Dan lagi, kdg aku ngerasa pengalaman harianku itu ga menarik utk dishare. Jadi nulisnya juga macet :p.

    Tapi sepakat Ama cara2 di atas. Udah paling bener, supaya lancar menulisnya, ya harus terbiasa menulis dulu. Tulis aja semua yg terpikir, baru setelah itu dirapiin kalimatnya. Akupun kalo nulis blog, juga LBH suka metode storytelling Krn ngerasa kayak ngobrol. Ga bisa aku kalo disuruh nulis serius yg formal Rey :D

    BalasHapus
  4. Setuju nulis kaya ngobrol, jd tulisan jd lebih ngalir yaa.. Nah, aku malah suka bingung klo nulis pengalaman pribadi gini mulai dr mana. Hehehe.. makanya ujung2ny paling cma nyerempet dikit2 pengalaman pribadi di postingan 😁

    BalasHapus
  5. Ketika sudah bisa menulis dengan nyaman, kegiatan update blog justru bisa jadi obat galau, apalagi komentator dari kalangan sesama blogger bisa ngasih saran dan masukan yang membangun buat kita.

    BalasHapus
  6. Oh begitu tipsnya biar bisa menulis di blog dengan pengalaman pribadi ya mbak.

    Memang sih lebih mudah menulis dengan pengalaman pribadi, misalnya cerpen cerpen ku seperti gali kubur untuk nyari gigi emas, itu karena habis gali lubang untuk buang sampah.🤣

    BalasHapus
  7. setujuu, aku kalau nulis soal pengalaman pribadi diusahakan kayak lagi ngobrol sama temen, mungkin kadang bahasanya aja yang agak rapi dikit :D
    tapi kadang kalau lagi ga mood, agak susah juga mo nulis curhatan hahaha

    BalasHapus
  8. Aku selalu gagal menulis pengalaman pribadi. Brasanya kok sulit bangett..
    Udah ceritanya muter2, eh stag..
    Ntahlah, mungkin krn gak terbiasa sharing hal2 pribadi ke org lain, jadi, susah pisan euy😇

    Salut sama mba Rey, pakarnya hehe...

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)