Diary Working The Graveyard Shift Ala Rey, Pasien Anak Dini Hari

diary working mom

Sudah pukul 03.16, saya nggak berani tidur lagi karena masih ada pasien anak yang di observasi di UGD. Tadi malam saya tidur sekitar pukul 23.30, lalu bermimpi yang agak aneh.

Tiba-tiba saya sedikit kaget mendengar ketukan pintu, lalu terdengar suara perawat,

"Kak Rey, ada pasien anak!"

Btw, buat yang baru menemukan tulisan di blog saya ini, perkenalkan saya Rey, seorang perempuan berusia tuw eh senior yang memulai bekerja kantoran (lagi), setelah bertahun-tahun jadi IRT.

Baca juga  : Jadi Working Mom Again At 40+

Saya bukan perawat, bahkan seorang sarjana lulusan Teknik Sipil, tapi bekerja di bagian administrasi sebuah klinik kesehatan swasta di kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Jangan tanya, 'kok bisa?', ya pokoknya jawabnya bisa aja, untungnya saya sebelumnya udah jadi blogger, jadi udah nggak awam-awam banget lah masalah kesehatan, termasuk istilah dan tindakannya.

Nah karena bekerja di sebuah klinik kesehatan, otomatis jam kerjanya menyesuaikan para pekerja klinik kesehatan, which is shift-shift an karena kliniknya buka 24 jam.

Shift-nya juga di-rolling, kadang masuk pagi, lalu masuk siang, lalu masuk malam hingga pagi. Jika shift malam dan nggak ada pasien masuk, biasanya saya bisa tidur sejenak di ruang perawat. Biasanya saya akan menunggu hingga pukul 11 atau 12 malam, kalau nggak ada pasien saya tiduran deh.

Nah, jika memang nggak ada pasien sampai pagi, maka tidur saya bisa panjang sampai shalat subuh tiba. Tapi kalau ada pasien ya siap-siap aja dibangunin kayak sekarang.

Dini hari ini kebetulan ada pasien anak yang masuk UGD, kayaknya si anak dehidrasi berat, sampai-sampai yang ngasih infus perawat senior pun, kewalahan. 

ugd klinik utama farus medika

Alhasil mereka menelpon perawat senior lainnya, dan Alhamdulillah akhirnya bisa.

Sementara saya sabar sibuk mengambil data administrasi pasien, lalu berikutnya saya sibuk berjongkok di laci meja, sibuk mencari rekam medis pasien tersebut, hahaha.

Setelah sibuk ke sana ke mari dan nggak nemu, akhirnya saya menyerah, menunggu pagi untuk bertanya ke petugas rekam medis aja, hahaha.

Begitulah kira-kira sekilas kegiatan saya di hampir 4 bulan belakangan ini. Iya, nggak terasa dong saya udah hampir 4 bulan bekerja di sini. Sudah semakin mahir menulis tangan (ini menarik sih, karena selama beberapa tahun bisa dibilang saya jarang menulis tangan.

Sudah makin paham juga tentang beberapa penyakit dan obatnya, paham beberapa tindakan medis, paham bagaimana para nakes bekerja siaga nggak kenal waktu.

Dan udah terbiasa juga bekerja shift-shift an, terbiasa bekerja melayani orang. Ini sungguh pengalaman pertama dalam hidup saya sih, karena selama ini saya kerjanya ya di kantor atau proyek. Nggak pernah merasakan kerja ditunggu pelanggan langsung, hahaha.

Juga, meskipun sebelumnya saya sering bekerja lembur, tapi kerjanya nggak ada tuh tidur lalu bangun lalu bekerja.

Baca juga  : Jadi Working Mom, Jangan Merugikan Orang Lain

Dan sebelumnya sih nggak pernah kerja sambil was-was, yaitu ketika ada pasien lalu batuk-batuk. Terus liat surat pengantarnya eh ternyata pasien TBC, auto panik dah, hahaha.

Ya mungkin hal ini sudah biasa bagi nakes, tapi bagi pekerja yang 'nyasar' kek saya ya nggak biasa, hahaha.

Jadi begitulah, bingung mau ceritain apa aja, padahal judulnya pasien anak dini hari, tapi kok malah ngalor ngidul ke mana-mana ya, hehehe.

Btw, jaga kesehatan selalu ya Temans, kasian sih kalau liat anak-anak yang sakit dan masuk UGD kayak gitu, lalu sulit di infus. Itu anaknya harus ditusuk jarum berulang kali jadinya.

pasien ugd klinik utama farus medika

Saran saya sih, jangan tunggu terlalu lama jika anak memang sakit muntah atau BAB terus, tapi nggak mau makan atau minum. Segera bawa ke fasilitas kesehatan biar mendapatkan pertolongan.

Demikianlah.


Baubau, 15 - 11 - 2025

1 komentar :

  1. ternyata udah 4 bulan kerja kantoran, wahh cepet juga rasanya ya mbak.
    Membaca kisah diary kerjaan mba Rey, seru juga, kadang ada khawatirnya apalagi yang waktu pulang malem-malem. Semoga selalu diberi keselamatan pokoknya buat mba Rey.

    ngerjain hal-hal yang di luar pengalaman kita sebelumnya, mungkin awalnya terasa nggak biasa, tapi lama-lama udah biasa ya mbak, apalagi bidangnya juga beda jauh dengan kuliah mba Rey

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)