Menjadi Single Fighter Mom Blogger dan Masalah Terbesarnya

 masalah single fighter mom blogger

Menjadi single fighter mom blogger itu asyik, tapi banyak juga nggak asyiknya. Kalau asyiknya sih, nggak perlu ngabisin waktu untuk mengurus suami.

Tapi nggak asyiknya, buanyak juga!. Mulai dari kewalahan, super kewalahan, sampai pengen nangis kewalahan, hahaha.

Btw, di tulisan ini saya cuman pengen curhat aja, biar kata judulnya kayak berfaedah gitu ya, hahaha. Tapi karenawaktu udah menunjukanpukul 22.21 malam, dan saya belum nyetor tulisan hari ini di KLIP, jadinya pakai curhatan aja, biar cepat selesai, hahaha.

Sebenarnya tulisan curhat harusnya ditulis di blog diaryrey.my.id sih, tapi saya lagi pengen isi blog ini sih. Lagian meski jenis tulisannya curhat, tapi masih bahas tentang blog dan satu hal penting lainnya yang sedang ingin saya tekuni.

Iya, beberapa hari ini saya kan sedang sibuk merenungi diri, pengen banget gitu bisa menghasilkan uang tapi sampai bisa mengurus anak.

Jadi, dengan kondisi sekarang, pengennya bisa menghasilkan uang lebih. Biar enggak perlu sakit hati menunggu manusia yang lupa tanggung jawabnya, untuk memenuhi kebutuhan anak-anak *eh.

Karenanya, saya butuh pemasukan lebih banyak setiap bulannya. Eh sekarang sih juga nggak banyak-banyak amat ya. Alhamdulillah masih tetap ada pemasukan, tapi ya nggak seberapa gitu. Kalau buat pegangan sih nggak masalah. Tapi jadi masalah karena semua uang yang saya hasilkan, harus dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan anak-anak.

Nah, karena itulah saya berpikir keras, apa ya yang bisa saya kerjakan, biar bisa menghasilkan uang lebih banyak dan cukup untuk kebutuhan kami?.

Mulailah saya mencari ide, berdasarkan teori, kalau mau menekuni sesuatu, carilah hobi kita atau bidang yang kita kuasai.

Ini dia masalahnya, soalnya saya bisa banyak hal, tapi nggak expert, hiks. 

Pegimana bisa bersaing kan, kalau yang saya tampilkan cuman biasa-biasa aja.

bahkan dalam ngeblog aja, terlalu banyak hal yang saya lakukan, dari ikut ini itu, sampai akhirnya punya blog kebanyakan huhuhu.

Gegara blognya kebanyakan, trafiknya turun dratis, dan susah amat naiknya. Mana saya kesulitan cari waktu buat mengerjakan job desc blogging lainnya pulak.   

Sebenarnya, selain blogging, saya juga beberapa kali menghasilkan uang dari akun instagram. Tapi, lagi-lagi saya serakah, akunnya aja banyak, Dan jadinya nggak punya waktu fokus dan konsisten buat membangun akun tersebut biar lebih baik.

Tauk dah, si Rey ini memang rada-rada aneh, terlalu banyak maunya. 

Tapi, kalau ditanya, senangnya apa? jujur saya senangnya nulis, tapi nulis yang bentuknya cerita kek gini.  Alasannya sih bukan hanya suka aja sebenarnya, tapi yang memungkinkan tuh cuman nulis doang.

Misal saya fokus di akun instagram ya, itu berarti saya harus sering terlibat dalam event-event bareng para influencer Surabaya. Which is mereka tuh udah lah cantik-cantik banget, modis. Take foto dan video, kalau enggak pakai fotografer dengan kamera yang bagus, ya setidaknya pakai Iphone.

Apalah akoh yang HPnya kentang, udah mulai masuk usia udzur bagi sebuah produk teknologi, ditambah hasil foto dan videonya menyedihkan.

Dan yang paling penting adalah, akoh udahlah senior usianya (mau bilang tua kok ya susah amat, wakakakaka). Ditambah mukaku kagak aestetic pulak, dan akoh seringnya kudu bawa 2 ekor aka para bocah.

Menyikapi hal itu, jujur saya udah duluan merasa sedih dan insecure, huhuhu.   

Gegara hal itu, saya nggak pernah benar-benar serius mengurus akun IG, nanti deh kalau ada penawaran, baru mulai semangat lagi.

Untungnya sih, kebanyakan penawaran job IG ini, include dengan blogging. Jadinya saya nggak perlu terlalu minder. Karena kalau masalah blog, sejujurnya saya masih bisa lah membanggakan karena merasa jadi the real blogger yang aktif, bukan blogger karena punya blog doang *uhuk.

Di antara kebingungan saya mau menekuni yang mana, karena saya yakin banget, memperoleh duit yang gede itu adalah erat kaitannya dengan yang namanya kualitas.

Untuk menghasilkan kualitas, erat hubungannya dengan fokus dan konsisten, yayaya.

Masalah besarnya lagi adalah, sejujurnya hingga saat ini saya masih struggling dengan yang namanya manajemen waktu. 

Kemaren saya udah curhat di DiaryRey, tentang sebenarnya udah terpikirkan bahwa hal yang akan saya tekuni sebaiknya berasal dari permasalahan terbesar saya. Yaitu manajemen waktu.

Dan memang sih, ini super struggling, padahal amat sangat menentukan semuanya. 

Baik menentukan konsistensi saya dalam mencari duit, maupun menentukan banget kesehatan fisik dan mental saya. Dan sangat berpengaruh terhadap anak-anak.

Saya udah sih bikin jadwal, kadang udah semangat ikutin jadwal sama anak-anak juga. Tapi entah mengapa, mental saya masih 'kerupuk' banget menyikapi semua perubahan.

Kayak kemaren udah siapin jadwal yang disesuaikan dengan jadwal anak-anak sekolah. Dan tau nggak sih semuanya jadi sulit dilakukan, ketika akhirnya ada perubahan. Misal, anak-anak libur, atau keuangan yang tidak sesuai dengan planning.

Keuangan ini amat sangat mempengaruhi jadwal saya, salah satunya jadwal ke pasar, atau keluar membeli sesuatu. 

Ditambah saya masih harus bergantung dengan mahluk yang suka kabur nggak jelas, suka lari dari tanggung jawab, dan selalu pengecut nggak bisa berkomunikasi dengan baik *hadeh, dibahas.

Etapi beneran sih, ini mempengaruhi banget. Sudah kami sepakati begini-begitu, semua ini sangat berpengaruh dengan jadwal saya. Misal hari ini saya kudu ke pasar, besok kudu antar anak ke sekolah atau daftar sekolah.

Eh pas waktunya, duitnya kagak disiapkan, dan nggak ada komunikasi sama sekali, dichat nggak dijawab, ditelpon nggak diangkat.

Otomatis saya sakit hati sampai di ubun-ubun, dan sangat mempengaruhi mood dan mental yang jadi malas banget ikutin jadwal.

Ketika jadwal enggak saya ikuti? luar biasa banget kacaunya. Saya mau nulis, anak-anak berisik lah. Saya bisa nulis tenang ketika anak-anak tidur. Lah masalahnya anak-anak tidur pukul 12 malam, dan terpaksa saya begadang kadang sampai subuh.

Selepas subuh, saya tidur deh. Eh belum juga puas boboknya, anak-anak bangun, dan mulailah, lapar lah, berantem lah.

Seketika saya jadi singa yang melolong dengan keras.

Stres jadinya.

Manajemen waktu ini amat sangat penting sebenarnya, dengan kuncinya bikin jadwal baik buat saya, maupun anak-anak. Kalau saya ikutin jadwal, selalu ada kontrol terhadap semua kegiatan yang saya lakukan, sehingga waktu bermain sama anak tuh ada.

Kalau anak-anak sudah saya temanin bermain, biasanya mereka jadi lebih happy dan menghormati maminya saat kerja. 

Jadi ya kuncinya emang di manajemen waktu dan emosi kali ya.     

Karena itulah, saya punya ide mau menekuni yang namanya manajemen waktu ini. Selain karena ini memang menjadi masalah buanyaaakk banget para ibu lainnya, khususnya yang bekerja dari rumah ya.

Terlebih kalau statusnya kayak saya, seorang single fighter mom, yang segala sesuatunya harus saya lakukan sendiri.

I mean, benar-benar sendiri loh.

Bukan hanya sendirian mengurus anak-anak, ke pasar sendiri, menyiapkan makanan sendiri, nyuci baju, setrika dan beberes. Mengurus perlengkapan anak-anak, dan lainnya.

Bahkan ketika ada masalah anak di sekolah, anak sakit, anak butuh ini itu, bapakeh nggak kasih biaya hidup dengan cukup. Ya mau nggak mau saya yang urus.

Termasuk mikirin anak sekolah di mana? memutuskan masuk kelas apa? harus gimana? itu semua saya pikirin sendiri. Nggak ada teman sekadar berdiskusi kecuali dengan anak-anak.

Duh, pokoknya gitu deh. Masalah terbesar sebagai single fighter mom ya gitu, dan kunci utamanya adalah manajemen waktu.


Surabaya, 23 Juni 2024

Blogger Surabaya - Reyne Raea 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)