Pengalaman Si Kecil Mulai Sekolah Di Usia 2 Tahun

si kecil masuk paud usia 2 tahunan

Sharing By Rey - Si kecil MDarrellK mulai sekolah di usia 2 tahunan.

Anakku yang cakep dan bermata bundar itu sebenarnya belum berusia 3 tahun, saat ini masih kurang 2 bulan lagi dia akan berulang tahun yang ketiga.



Namun sejak beberapa bulan yang lalu mami papinya galau karena merasa hidupnya sedikit terkungkung tanpa teman.


Alasan Masuk Sekolah Lebih Dini 


Hal tersebut menjadikan dia jadi anak yang pemarah, egois dan takutnya hal itu akan berlanjut hingga dia sekolah nanti.

Selain itu siklus tidurnya jadi gak teratur, tiap hari begadang mulu hingga pukul 03.00, dan bangun di atas pukul 12 siang, hmmmm..... Sebenarnya sih salah maminya sih yang begadang mulu nonton TV, jadinya si kecilku gak mau bobo juga.

Siang juga kerjaannya cuman nonton TV sepanjang hari, paling malam baru bermain sebentar bareng mami papi. Memang sih tiap weekend kami selalu mengajaknya keluar untuk bermain, entah itu di mall ataupun di tempat terbuka lainnya.

Namun sepertinya hal itu masih kurang untuk anak usia segitu yang mestinya setiap hari waktunya diisi dengan bermain.


Bersekolah Di Playgroup Melati, Jombang 


Akhirnya kami lalu memutuskan untuk mengikutkan dia di sebuah sekolah Pendidikan Anak Usia Dini. Setelah survey di beberapa Playgroup dekat rumah, namun ternyata gak ada yang cocok dengan ukuran budget yang mana kami cuman ingin dia sekolah agar belajar bersosialisasi atau 'sekolah-sekolahan'.

PG Melati PKK, kel. Jombatan, Jombang
Depan kelas si kecil, kelas A PG Melati PKK, kel. Jombatan, Jombang

Untungnya sebelumnya kami pernah dikenalkan sebuah playgroup sederhana yang lumayan untuk tempat bermain dan bersosialisasi si kecil, yup akhirnya kami mendaftarkan dia di Playgroup Melati yang terletak di kantor kelurahan di Jombatan, Jombang - Jatim.

Biayanya lumayan murah, SPP perbulan hanya Rp 20.000 saja, untuk biaya perlengkapan dan lainnya hanya sekitar Rp. 210.000 yang mana biaya tersebut hanya dibayar sekali pas pendaftaran saja.

Yah, lumayanlah, dengan waktu belajar Senin - Jumat, pukul 07.30 - 09.30, kelas yang sederhana, kegiatan yang positif, rasanya lumayan sebagai rutinitas baru si kecil, daripada terus2an nonton TV di rumah.

Akhirnya dengan segala perjuangan, jadilah si kecilku mulai bersekolah sejak Senin, 16 September 2013. Beruntung anakku dapat keringanan dari kepala sekolahnya untuk boleh mendaftar kapan saja serta boleh masuk dan pulang sesukanya. mengingat usianya yang belum genap 3 tahun tersebut.

anak masuk PG usia 2 tahun
Sebelum masuk, ngumpul dulu, nyanyi2 bareng, busyet dah jongkoknya si Darrell :D
playgroup melati jombang
Di suruh ngaji, diam aja, maunya minta bintang aja, hahahhahaa :D

Sebenarnya sih agak waswas juga dalam hati, jika membaca pengalaman dan artikel-artikel tentang kapan sebenarnya tepatnya anak mulai sekolah, rata-rata merekomendasikan anak bersekolah ketika umurnya dirasa cukup, paling nggak 3-4 tahun.

Takut juga dengan beberapa efeknya yang mana bisa mengakibatkan anak bosan dan gak mau bersekolah jika usianya udah wajib sekolah.

Namun sejauh ini, (sudah 2 minggu) si kecilku baik-baik saja, bahkan hidupnya jadi teratur dan lebih maju.

Awalnya ketika masuk kelas, aku atau papinya selalu menemani dia di dalam kelas, beberapa ibu dari temannya juga ikutan di dalam menemani anak mereka tepat di samping tempat duduk anaknya.

Aku beruntung karena si kecilku gak keberatan aku menunggu agak jauh dari tempat duduknya, bahkan akhirnya aku malah menunggu di luar karena jika dia melihat mami atau papinya, langsung deh manjanya kambuh.

Kendalanya yang dihadapi gurunya adalah, anakku terlalu pemalu hingga sama sekali gak mau mengeluarkan suara jika ditanya apa saja oleh guru maupun orang dewasa lainnya.

Namun Alhamdulillah beberapa hari ini dia sudah mulai mau mengeluarkan suara meski kadang cuman satu kata.


Tips Memutuskan Anak Masuk Sekolah Lebih Dini


Nah, sebenarnya ada beberapa pertimbangan yang dipikirkan sebelum aku memutuskan si kecil mulai sekolah, yaitu berdasarkan teori2 yang aku dapatkan dari beberapa artikel :
  1. Pastikan anak senang dan mau bersekolah, jangan pernah memaksakan anak untuk sekolah jika dia gak nyaman atau gak mau sekolah dulu. Darrell ku sangat senang masuk kelas playgroup itu saat diajak papinya ke posyandu yang terletak di dekat playgroup tsb. Dan sejak hari dia sekolah hingga kini dia semangat banget jika sekolah, lebih sedikit mudah membujuknya mandi di pagi hari, sedikit mudah pula ketika di ajak tidur cepat di malam hari. dan bahkan dia sering banget terbangun dari tidur siangnya sambil nangis minta sekolah (mungkin dipikir dia kesiangan, hahahaha)
  2. Pastikan anak sudah mengerti intruksi orang lain. Darrell ku meski belum genap 3 tahun namun daya tangkapnya sangat cepat, dia udah ngerti apa perintah orang lain, meski kadang juga bingung. Ketika sekolah bingungnya semakin nambah, karena kata2 yang dipakai mami papinya yang selalu berbahasa Indonesia, kadang menyelipkan kata2 bahasa Inggris jadi berubah ketika gurunya mengintruksikan sesuatu dengan bahasa Indonesia campur Jawa, hadeh :D
  3. Pastikan anak sudah bisa mengontrol kegiatan toiletnya. Syukur Alhamdulillah (kalo ngomongin yang ini nih, maminya baaangggaaaaa setengah bumi) Darrell ku sudah bisa mengontrol pup dan pipisnya sejak sebelum berusia 2 tahun, padahal sejak bayi dia make diapers siang dan malam. Sekarang malah pipis dan pupnya udah di toilet, sendiri pula, gak mau ditungguin, hehehehe :D
  4. Jangan memaksakan kegiatan sekolah jika anak gak nyaman, namun tetap diusahakan menerapkan disiplin. Darrell ku selalu semangat ke sekolah (sejauh ini), di kelas juga udah gak pernah aku tungguin, namun aku masih terus memantau kegiatannya lewat intipan di pintu kelasnya. Sejauh ini dia baik2 saja, selalu semangat disuruh mewarnai meski yang dilakukan cuman mencoret2 seisi bukunya, hahahaha (sabar ya bu guru, anak itu tampang aja yg gede, umurnya mah masih kecil, hahahah). Usut punya usut dia semangat hanya karena senang banget jika mendapat gambar bintang yang digambarin pake bolpen di tangannya oleh ibu gurunya, hahahaha. Meskipun kepala sekolah memberikan keringanan boleh masuk dan pulang sesukanya, namun sampai saat ini aku selalu berusaha agar dia jangan sampai telat sekolah, apalagi bolos. Yaaahhh, mumpung masih kecil, mudah2an bisa jadi kebiasaan sampai dewasa nanti :D
  5. Pastikan untuk terus memantau kegiatan anak. Meskipun Darrell termasuk anak yang pemalu namun paling berani di banding teman lainnya, aku gak pernah langsung membiarkan dan percaya begitu saja ama gurunya. Setiap beberapa menit aku mengintip untuk mengetahui apa saja kegiatannya, apalagi mengingat usianya yang masih terlalu dini dan belum bisa bercerita jelas jika dia di tekan atau di "bully' teman2nya. Syukurnya dalam kelasnya cuman ada 7 orang anak, semuanya berusia 3-4 tahun, jadinya kegiatan bully membully bisa dipantau dengan mudah dan sampai sejauh ini teman2nya baik saja pada dia.

Yup, begitulah sepenggal kisah si kecilku masuk sekolah pertamanya, jadi jika bunda-bunda ingin menyekolahkan anaknya pada usia dini.

Sah-sah aja kok.
Asal jangan dipaksa dan sebaiknya carilah sekolah yang membolehkan untuk kita lebih sering mengawasi anak lebih dekat, karena banyak sekolah yang gak memperbolehkan orang tua masuk ke kelas menemani anaknya.

Selamat Sekolah para penerus bangsa yang imut dan lucu :)

Jombang, 27 September 2013

Reyne Raea

2 komentar :

  1. Aih senangnya mampir ke tulisan lama ini. Ngena banget.

    Semoga bisa jadi masukan buatku nanti kalau anakku udah gedean dikit lagi.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)