Lebaran Idul Fitri 1446 H kali ini berbeda dari sebelumnya. Dari yang biasanya cuman tiduran aja di hari lebaran. Paling banter ya kalau lagi bisa melawan malas dan enggak sedang halangan, saya ikutan shalat ied, lalu pulang goreng telur dan tiduran.
Namun kali ini lebarannya penuh semangat.
Saya bangun sekitar pukul 4.00 untuk masak spageti dan ayam saos tomat. Luar biasa kan?. Orang-orang tuh lebaran makan opor dan ketupat, kami berbeda, hahaha.
Ya penyebabnya karena mama udah lansia, dan kami sangat menjaga tensinya harus tetap normal. Jadi, saya usahakan masak makanan yang minim minyak dan garam.
Selain itu, saya butuh masak simple dan cepat, karena meski di sini shalat ied dilaksanakan pukul 7an, tapi mama minta kami berangkat ke masjid pukul 6. Biar dapat tempat di depan, katanya.
Jadilah dalam sekejap masakan saya siap, bahkan sebelum adzan subuh berkumandang.
Setelah shalat subuh, kami semua sarapan, lalu mandi dan bersiap ke masjid.
Luar biasa semangat saya menyambut lebaran ini, salah satu penyebabnya adalah, saya bisa ke masjid dengan mama.
FYI, seumur hidup ini kali pertama saya bisa ke masjid bareng mama, untuk shalat ied pulak!. Biasanya, mama memilih untuk nggak mau keluar sama sekali even lebaran. Apalagi ke masjid.
Tak berselang lama, mama sudah siap. Tinggallah saya yang terburu-buru bersiap, karena rempong urus anak-anak dulu. 10 menit kemudian saya siap.
Jatuh Lagi Dari Motor dan Shalat Ied
Sebenarnya jarak masjid dari rumah mama tuh dekat banget, tapi posisi masjid dari jalanan tuh agak mendaki. Karena sadar mama nggak kuat jalan, saya tawarin lah dibonceng naik motor.
Sayangnya, saya belum pernah ke masjid lagi setelah balik ke daerah ini, jadi nggak tahu kalau ternyata jalan masuk ke area masjid itu agak rusak dan mendaki.
Dengan pedenya saya membonceng mama masuk ke dalam area masjid, pakai gigi 2 dan rem kaki pulak, saking saya masih trauma setelah jatuh dari motor beberapa hari sebelumnya.
Baca juga : Jatuh Dari Motor
Ternyata rem kakinya nggak pakem sama sekali, sementara motor nggak bisa mendaki. Alhasil bisa ditebak, motor mundur dan nggak bisa saya kendalikan, lalu brak!.
Sebenarnya yang bikin saya nggak bisa kendalikan juga mama yang bikin panik. Mama udah ngomel-ngomel duluan, sehingga saya lupa kalau ternyata kan bisa pakai rem depan yang sangat pakem, hahaha.
Dan begitulah, kami terjatuh. Baju saya kotor, mukena mama juga sedikit kotor karena jatuh di rerumputan yang masih penuh embun.
Beruntung, baik saya maupun mama nggak kenapa-kenapa, kami langsung bangkit sebelum ada yang lihat kami kejungkal, wakakakaka.
Mama langsung bergegas masuk masjid, sementara saya segera parkir motor dan mengejar mama untuk memastikan blio nggak kenapa-kenapa.
Alhamdulillah, mama memang nggak kenapa-kenapa sama sekali selain mukenanya sedikit kotor. Dan setelahnya saya segera balik ke rumah buat balikin motor aja, udah malas naik motor, bikin malu aja jatuh mulu, hahaha.
Shalat ied kali ini dilaksanakan dalam masjid, dan seperti kata mama, ternyata cukup untuk semua jamaah dong. Nggak tahu kenapa, kok yang shalat makin dikit ya.
Shalat dimulai pukul 07.30an, lumayan ngantuk kami sejam nungguinnya. Dan setelah shalat kamipun segera balik ke rumah.
Ke Rumah Kakak dan Bantuin Masak
Sesampainya di rumah kami pun bergegas. Kami memang udah berjanji selepas shalat ied akan ke rumah kakak saya untuk bantuin dia masak demi menjamu tamunya.
Jadi, sebelum tamu berdatangan ke rumah mama, kami harus segera kabur. Kalau enggak, ya nggak bisa langsung berangkat demi menerima tamu yang datang.
Tapi nggak tahu kenapa ya, sekarang kok lebarannya tuh nggak kayak dulu. Nggak ada tamu yang datang, paling banter kami cuman salaman di jalanan.
Sehingga kegiatan siap-siap kami berjalan lancar, dan 30 menit kemudian kami sudah di jalanan.
Seperti biasa, kami mengendarai motor. Terpaksa deh membolehkan si Kakak mengendarai motor sendiri, karena saya harus membonceng mama.
Sepanjang jalan deg-degan banget, konsentrasi pecah antara masih trauma dengan kejadian saya jatuh dari motor sebelumnya. Dan juga khawatir si Kakak yang harus mengendarai motor sendiri.
Fyi, si Kakak memang udah bisa naik motor sendiri, dan sudah beberapa bulan terakhir ini, dia naik motor sendiri ke sekolahnya. Akan tetapi, hanya untuk ke sekolah yang jalanannya terbilang sepi dan nggak jauh-jauh amat.
Sementara, untuk ke rumah kakak saya, kami harus berkendara jauh dan melewati jalanan yang naik turun gunung serta berkelok-kelok. Jadilah, saya mengendarai dengan sangat pelan, dan jujur ini melelahkan karena motor jadi semakin berat.
Kakak saya sampai khawatir dan meminta suaminya menelpon kami berkali-kali, takut kami ada apa-apa di jalan, saking udah siang kok belum muncul.
Dan begitulah, kami baru sampai di rumah kakak sekitar pukul 12 siang.
Setelah salam-salaman, kami pun memulai kegiatan masak memasak. Seperti biasa, saya hanya mengikuti instruksi kakak, dan bergotong royong bertiga di dapur.
Kakak saya sengaja meminta tolong karena dia harus masak yang lumayan banyak untuk menjamu keluarga besar dan teman-teman suaminya.
Dan syukurlah, meski cuman bertiga, sebelum magrib semua hidangan sudah siap.
Kami menyajikan bakso, opor ayam, ayam masak wolio, capcay dan buras sebagai menu utama. Adapula puding dan kue-kue lainnya yang menemani jamuan tersebut.
Sebelum isya, tamu-tamu mulai berdatangan, dan saya seperti biasa memilih ngumpet di dapur bantuin merefil makanan serta cuci piring, hahaha.
Sekitar pukul 10 malam, semua tamu sudah pulang, tinggallah saya dan kakak di dapur untuk beberes dan cuci piring. Sementara mama udah ngorok selepas tamu terakhir pulang.
Mama memang nggak pernah kuat begadang, bahkan pukul 8 malam pun matanya udah ketutup meski belum tidur, hahaha.
Dan demikianlah, lebaran idul fitri 1446 H yang penuh makna buat kami.
Buat saya yang happy karena bisa berlebaran dengan mama dan kakak. Juga buat anak-anak karena bisa berlebaran dengan sepupu-sepupunya yang udah berasa saudara kandung.
Kalau teman, gimana cerita lebarannya?.
Anyway, selamat lebaran ya, mohon maaf lahir batin.
Baus, 01 April 2024
Aku ikutan seneng bacanya Rey π€. Pasti meriah, dan lumayan banyak juga tamu kakakmu yaaa.
BalasHapusJujur aku juga ngerasa kalo makin kesini lebaran itu makin sepi. Apa Krn aku ngerayain di jakarta yaa. Yg mana ya memang sepi, secara banyak orang merantau pulang kampung π€£
Palingan cuma ketemu di jalan, salaman, udah gitu doang. Boro2 aku pernah masak menu lebaran. Ngapain, lah wong ga ada tamuπ€£π€£. Pernah sepupu Raka tiba2 datang. Yo wislah yaa, aku ajak makan di luar aja. Di rumahku ga ada makanan hahahaha .
jam 8 sudah tidur itu bagus kak, jadi ga begadang
BalasHapus