Pengalaman Imunisasi DPT Pertama Di Puskesmas

pengalaman imunisasi dpt di puskesmas

Sharing By Rey - Lama banget ya gak update blog ini, saya melewatkan bulan November kemarin tanpa menulis satupun, hiks..Alasannya.. you know lah..
Kagak sempat brosis!

Sekarang saja saya terpaksa merelakan waktu tidur saya demi sebuah me time agar otak tetap segar (Me time ala saya itu salah satunya ya browsing dan nulis - nulis di sosmed atau blog)



Ada banyak hal sebenarnya yang ingin saya tulis sekalian meninggalkan jejak di sini, salah satunya tentang imunisasi si adek Dean yang baru saja beberapa hari lalu di lakukan.

Senin, 11 Desember kemarin si baby Adean menjalani imunisasi DPT 1.
Well.. bukan hanya karena sekarang lagi merebak virus Difteri yang menakutkan sih, tapi memang sudah waktunya si adek harus mendapat vaksin DPT.

Awalnya kami bingung bin bimbang mengenai vaksin DPT tersebut, mengingat dulu si kakak Darrell menerima vaksin DPT 2,dan 3 nya di dokter anak dengan pilihan DPT tanpa efek demam.

Hal tersebut karena saat DPT 1 si kakak Darrell kami lakukan di puskesmas, dan dalam hitungan menit si kakak langsung demam tinggi beberapa hari plus rewel berkepanjangan.

Jadilah saat tiba waktunya vaksin DPT untuk si adek, kami galau..
Niatnya sih pengen ke dokter anak saja dengan pilihan DPT tanpa efek demam, tapi pas nanya-nanya di DSA, ebuseddddd harganya sudah berkisar 700ribu - 900ribu.

Nyaris SEJUTA dong, hiks...
Sebagai emak-emak yang perhitungan hehehe (iyaaa.. saya perhitungan banget soalnya duitnya gak berlebihan! Emang napa? masalah? hahaha) rasanya beraaattt banget ngeluarin duit segitu setiap bulan sampai 3 kali hiks.

Akhirnya setelah diskusi dengan si papidady, kamipun sepakat dengan Bismillah memilih puskesmas (lagi).

Oh ya, sejak saya hamil di trisemester 3 kemaren, saya jadi familier dengan puskesmas di Surabaya (di Surabaya loh yaaa.... kalau di luar Surabaya gak jamin deh hehehe)
Karena ternyata puskesmas di Surabaya itu asyik, sudah gratis... gak perlu antri lama pula!

Gak antri nya bukan karena peminat alias pasiennya dikit sih, cuman karena pemerintah Surabaya di bawah kepemimpinan ibu Risma sudah kereeennn banget mengadakan aplikasi - aplikasi online untuk banyak fasilitas umum di Surabaya, salah satunya pelayanan puskesmas.

Saya pun seperti biasa sudah bisa daftar 2 minggu sebelum hari imunisasinya melalui aplikasi E-Health (selengkapnya saya bakal bahas di post tersendiri / kalau sempat dan gak lupa sih, hahaha)
Dan seperti biasa, saya dapat antrian nomor 1 dong, hahaha. Kami pun bisa datang tepat waktu tanpa khawatir mendapat urutan paling belakang.

Kami memilih mengunjungi puskesmas Gayungan, Surabaya. Alasannya apalagi kalau bukan yang paling dekat dengan tempat kami tinggal. Sebenarnya sih faskes 1 BPJS kami di puskesmas Pucang Surabaya, sayanya salah pilih faskes sebelumnya karena saya pikir faskes 1 hanya boleh dekat dengan alamat KTP saja.

Awalnya juga kami agak deg-degan memilih puskesmas Gayungan, karena sebelumnya saya baca komentar di blog nya, serem - serem semua..
Katanya pelayanannya buruk, petugasnya juga jutek.

Tapi kami berbekalkan Bismillah saja, mencoba datang langsung, ternyata memang ada petugas di bagian loket yang agak jutek, sebenarnya sih gak bermaksud jutek deh, emang wajahnya kayak gitu hehehe.

Dan lucky us.. kami hanya perlu berurusan sekali saja dengan petugas loket pendaftaran, yaitu saat pertama kali datang untuk dibuatkan data pasien, dan kami dikenakan biaya 5ribu rupiah (kami jadi pasien umum karena bukan berada di faskes 1 BPJS kami)

Selanjutnya, kami hanya perlu datang lalu duduk manis di depan poli KIA menunggu nama kami di panggil oleh petugasnya dan langsung masuk deh tanpa perlu membayar sepeserpun (emak perhitungan sangat bahagiaaaa... hihihi)

Jadilah kami 3 kali berkunjung di sana, bahkan yang pertama kali saya menebus obat vitamin A untuk ibu masa nifas, semuanya gratiiisssss! (hanya bayar pendaftaran 5ribu tersebut)
Pun kemarin saat vaksin si adek Dean DPT1, semuanya gratis!!

Bayangin...
DPT di DSA minimal 700ribu berbanding DPT di puskesmas GRATIS!
Maka nikmat mana lagi yang akan kami dustakan :D

Tapiiii ya gitu, saya pun bersiap menghadapi efeknya yaitu demam.

Oleh karena itu, setelah selesai di vaksin, kami secepatnya pulang ke rumah, gak lupa mampir di apotik untuk membeli sirup parasetamol, saya pilih Sanmol Drop saja.

Sesampainya di rumah, saya terus mengecek suhu badan si adek, Alhamdulillah masih normal - normal saja, hingga sejam 2 jam belum ada tanda-tanda suhunya meningkat, hanya saja si adek mulai rewel karena bekas suntikannya sakit.

Sayapun curhat sama kakak saya yang memang seorang perawat di BauBau, olehnya saya di suruh memandikan si adek di air suam-suam kuku, lalu di massage pelan dengan minyak gosok di seluruh tubuhnya, eh oleh saya di gosok ama minyak telon hahaha, lalu di beri sirup parasetamol dan minum ASI yang banyak.

Setelah mandi dan di massage, lalu minum obat serta ASI si adek malah tertidur pulas, saya masih setia di sampingnya sambil terus mengecek suhu badannya baik dengan tangan maupun dengan termometer.

Dan Alhamdulillah, hingga menjelang sore suhu badannya masih sekitar 36,2-36,5 derajat saja.
Sorenya saya hanya membasuh badannya dengan menggunakan washlap.

Nantilah saat malam suhu tubuhnya agak naik hingga mencapai 37,6 derajat.
Saya tetap memberikan sirup parasetamol setiap 5 jam sekali dengan dosis 0,6 ml sesuai BBnya yang Alhamdulillah naik pesat jadi 6,1 kg di usianya yang 2 bulan 9 hari.

Menjelang pagi, Alhamdulillah suhu badannya turun menjadi 36,5 derajat, dan hingga hari ini akhirnya semua jadi normal, sudah gak serewel kemaren.

Jadi kesimpulannya, gak perlu takut untuk meng vaksin DPT biasa pada anak, cukup sedia saja sirup parasetamol untuk menurunkan demamnya dan beri ASI sesering mungkin.

Alhamdulillah, kami bisa melewati kegalauan tentang vaksin DPT yang harganya selangit itu, dengan mendapatkan vaksin DPT gratis tanpa drama demam yang berkepanjangan.

Nah, sudahkah anak kita mendapatkan vaksin DPT?
Yuk segera ke puskesmas terdekat

Sidoarjo, 14 Desember 2017

@reyneraea

2 komentar :

  1. This kid looks so beautiful. I am always happy, when I see children, especially when they are smiling. This is the biggest happiness in the world.

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)