Sharing By Rey - New normal, adalah sebuah istilah yang sedang booming dan bergema akhir-akhir ini. Hal ini seiring dengan rencana pemerintah menerapkan new normal, bagi Indonesia.
Apa sih New Normal itu?
New normal adalah langkah percepatan penanganan COVID-19 dalam bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Atau dengan kata lain, kita harus kembali menjalankan hidup normal seperti sebelum adanya pandemi Covid-19, namun tentu saja dengan beberapa syarat tertentu, agar bisa hidup berdamai dengan virus corona, tanpa dirugikan.
Salah satunya adalah dengan tetap mematuhi beberapa protokoler penting, seperti wajib mengenakan masker, tetap jaga jarak, rajin cuci tangan dan tentunya hidup bersih.
Sekilas sebenarnya nggak terlalu aneh ya, khususnya bagi beberapa orang yang sebelumnya sudah menjalankan hidup bersih seperti itu.
Kalau sakit atau di luar sering mengenakan masker, tidak sembarang menyentuh benda-benda khususnya di tempat umum, serta membatasi bersentuhan khususnya buat yang bukan mahram.
Sekarang mah, bahkan yang mahram pun sebisa mungkin tetap jaga jarak dan tidak bersentuhan, agar tidak menularkan virus corona yang mungkin sudah dibawa salah satu pihak dan menjadi OTG (orang tanpa gejala).
Rencana pemerintah ini memang ditantang oleh hampir semua masyarakat, namun memang bukannya tidak beralasan.
Mengingat sudah berbulan-bulan, belum ada kabar baik tentang vaksin virus ini.
Pun juga kurva kasus covid-19 bukannya melandai malah makin menanjak.
Ekonomi sungguh terpuruk, banyak yang jadi pengangguran, berbagai kasus kejahatan merajalela.
Dan begitulah, karenanya pemerintah mengambil keputusan adanya new normal tersebut.
Freelancer Bersiap Menghadapi Tantangan Era New Normal
Pada akhirnya, bukan hanya perusahaan atau para pengusaha yang harus bersiap menghadapi era new normal ini.
Para freelancer pun mau nggak mau harus bersiap menghadapinya.
Siapa sih para freelancer itu?
Freelancer berasal dari kata freelance yang dalam bahasa Indonesia berarti Lepas.
Dan freelancer adalah sebutan untuk orang yang bekerja freelance (dalam bahasa Indonesia sering juga disebut pekerja lepas).
Menjadi freelancer itu memang gampang-gampang susah.
Dan tentunya ada plus minusnya.
Salah satu kekurangannya adalah, kita harus bisa mengatur sendiri skill dan waktu kita.
Sangat bertolak belakang dengan menjadi karyawan sebuah perusahaan, di mana semua perusahaan menerapkan aturan waktu bekerja, serta selalu memberikan upgrade skill kepada para pekerjanya.
Dan di era new normal seperti sekarang, dengan banyaknya pengusaha yang mencoba bangkit kembali, mau tidak mau banyak yang terpaksa tidak kebagian menjadi pekerja di sebuah perusahaan dan memaksa dirinya menjadi freelancer juga.
Akibatnya, persaingan di dunia freelancer menjadi semakin sengit.
Terlebih dengan adanya new normal yang mengharuskan kita berdampingan dengan virus corona tanpa modal 'persenjataan diri'.
Karenanya, banyak masyarakat yang lebih memilih jadi freelancer saja, agar bisa bekerja dari rumah dan tidak terikat suatu tempat.
Soft Skill Yang Harus Dikuasai Freelancer Di Era New Normal
Menghadapi arus persaingan yang semakin sengit di masa new normal, membuat para freelancer mau nggak mau kudu 'mempersenjatai' dirinya sendiri dengan berbagai skill yang mumpuni.
Salah satunya adalah soft skill atau kemampuan pribadi (kepribadian, atribut personal).
Ada beberapa soft skill penting yang harus dikuasai dan ditingkatkan oleh para freelancer dalam menyambut era new normal ini, yaitu:
1. Kemampuan Komunikasi Khususnya Secara Online
Di era yang serba normal tapi nggak normal ini, membuat banyak orang yang lebih memilih kerja remote secara online.
Karenanya kemampuan komunikasi, khususnya dalam bentuk tulisan amat sangat dibutuhkan.
Komunikasi formal biasanya dilakukan melalui email, dan kemampuan kita membaca dengan seksama, mengerti dan memahami bentuk kerja sama amat sangat dibutuhkan.
Jangan sampai kerjaan tertunda-tunda hanya karena kitanya miss communication.
So, membiasakan diri untuk membaca dengan cermat, bertanya jika kurang mengerti itu amat dibutuhkan.
Nggak mau kan, kerjaan kita revisi mulu, karena kitanya salah mengerti?
Selain revisi bikin waktu terbuang banyak, pun juga klien kesal bekerjasama dengan orang 'tulalit' kayak kita, hahaha.
Bukan hanya pemahaman komunikasi melalui tulisan, kemampuan menulis kita juga perlu di asah, agar kita bisa menulis dan berkomunikasi dengan sopan dan tetap profesional meski lewat email.
2. Kemampuan Manajemen Waktu
Pernah baca nggak iklan yang mengatakan, "kerja dari rumah dan dekat anak itu menyenangkan?"
Percayalah, itu hoax atau iklan yang si Rey pernah bikin sewaktu berbisnis Oriflame dulu, hahaha.
Kenyataannya, bekerja dari rumah itu amat sangat butuh kepiawaian kita dalam memanajemen waktu.
Bahkan kemampuan memanajemen waktu itu amat sangat penting, demi kelancaran pekerjaan dan kewarasan diri.
Karena tidak seperti di kantor yang ada atasan atau target nyata yang menghantui, di rumah mah godaan dan gangguannya banyak banget.
So, time management is a must!
3. Kemampuan Manajemen Stres
Hah stres?
Bukannya kerja freelancer jauh lebih santai? lebih bisa diatur waktunya sesuai kita?
Nggak perlu sibuk dikejar waktu ngantor dan semacamnya?
Harusnya sih gitu, kenyataannya freelancer itu jauh lebih stres loh.
Terutama kalau kita single fighter, mengerjakan semuanya seorang diri, dan ketambahan status kita sebagai istri dan ibu?
Believe me, bisa tetap waras aja Alhamdulillah banget.
Kalau nggak pandai memanajemen stres yang ada, duit hasil kerja freelancer malah habis buat ke psikolog atau sekalian psikiater hahaha.
Karenanya, jangan abaikan kemampuan memanajemen stres.
Apalagi kalau pas laris manis, job bejibun, kitanya langsung ijo mata semua diterima.
Lalu depresi ngerjain semuanya karena deadline yang sangat berdekatan.
4. Kemampuan Manajemen Keuangan
As we know, jadi freelancer itu penghasilannya nggak tetap.
Kadang kalau rame bisa ngalahin penghasilan karyawan kantoran.
Tapi kalau pas lagi sepi, duuuhh melas banget, hahaha.
Karenanya, jika kita berpegang penghasilan dari freelancer saja, dibutuhkan kemampuan kita dalam memanajemen keuangan yang lebih serius.
Dengan demikian, kita bisa tetap survive bahkan bisa melipatgandakan keuangan, hanya dengan profesi sebagai freelancer.
Sekilas terlihat sepele dan remeh sih, tapi keempatnya sangat penting dan wajib dikuasai oleh seorang freelancer khususnya di masa new normal nanti.
So, para freelancer, sudah siapkah kita menguasai ke-4 soft skill dasar tersebut, demi survive dalam menyambut new normal?
Sidoarjo, 1 Juni 2020
Reyne Raea untuk #MondayBusiness
Sumber :
- https://akurat.co/ekonomi/id-1128469-read-freelancer-bakal-semakin-dicari-di-era-new-normal-mengapa diakses Juni 2020
- https://news.detik.com/berita/d-5034719/tentang-new-normal-di-indonesia-arti-fakta-dan-kesiapan-daerah diakses Juni 2020
Gambar : Canva edit by Rey
Apakah tukang warteg termasuk juga freelancer mbak? Kalo iya sepertinya poin nomer satu yaitu komunikasi khususnya online sepertinya tidak perlu.
BalasHapusYa mau bagaimana lagi, tukang warteg kan langganan nya itu seperti buruh bangunan, tukang becak, yang mana kebanyakan tidak mengerti internet. Bahkan mungkin jika ditanya online itu apa juga ngga paham.
Kalo manajemen keuangan itu penting, soalnya dapetnya berapa terus belanjanya berapa. Jangan sampai penghasilan sehari cuma 500 ribu, eh belanjanya 600 ribu.🤣
Jualan warteg kayaknya bukan freekancer deh mas, soalnya tiap hari bisa usaha.
HapusKalau freelancer itu tergantung dari pemberi job, jadi nggak tiap hari ada :D
Semangatttt..
Coba masukin di online Mas, jadi lebih banyak yang tahu jualan Mas :D
pas meeting online kemarin... asli gugup
BalasHapusbener banget kata mba... kemampuan komunikasi online itu perlu banget... biar gk garing
hihihi betul :D
Hapusfreelancer dituntut untuk lebih kreatif lagi disaat saat sekarang, situs kerja freelance yang menyediakan banyak tawaran kerjaan pastinya juga akan melihat portfolio calon karyawannya
BalasHapusmanajemen keuangan penting, jadi dana darurat juga penting, inilah pentingnya manage keuangan dengan baik
pokoknya kudu rajin belajar dan upgrade kemampuan diri biar nggak ketinggalan saingan juga
Betul banget Mba Inun, kalau nggak mau kegilas, kudu bergeraaakk hahahah
HapusEmpat faktor ini beneran penting semua, nggak cuma buat freelancer tapi juga yang bekerja. Dengan situasi kerja kantoran yang berubah ritme, lebih banyak online dan shift, jadinya ketar-ketir juga nih. Apalagi karena kita nggak bisa hadir di kantor, time management dan bukti kerja yang konkret bener-bener dibutuhkan.
BalasHapusTahun ini saya juga pengen menambah portofolio freelance, dari yang awalnya hanya tambahan kecil jadi side business. Eh ternyata, pandemi menyerang, bikin rencana-rencana harus diubah lagi. huhuhu :'( tapi mengupgrade softskill ini penting semua, baik rencana side businessnya diundur atau tidak.
Semoga rencana mbak Rey dimudahkan ya, baik dalam freelancing maupun rencana bekerja yang lainnya. :D
Aamiin ya Allah.
HapusIya bener banget, kudu lebih dikencangin lagi, emang situasinya tidak seperti biasa ya
Setujuuuu mba 😍 manajemen waktu, manajemen stres, dan manajemen keuangan itu sangat penting untuk bisa survive di dunia yang kompetitipppp inih 😂 ibaratnya yang kantoran saja, dengan gaji tetap perlu banget punya manajemen waktu ini itu (which luckily disupport kantor), nah buat yang freelance justru harus double up efforts karena nggak disupport siapa-siapa alias diri sendiri yang support 🙈 so kalau nggak betul manajemennya, bukannya profit yang ada justru sakit 😁
BalasHapusSemisal manajemen waktunya berantakan, bisa datang penyakit entah karena kurang tidur atau kelamaan kerja. Terus kalau manajemen keuangannya berantakan pun bisa jadi penyakit, karena yang tadinya plus mungkin berubah ke arah minus 🙈 belum lagi manajemen stres yang kalau nggak diperhatikan dengan baik bisa bisa menimbulkan penyakit. Hehehe. Syuka deh sama tulisan ini, bisa kasih insight untuk manteman yang mungkin sedang jadi freelancer agar semangat menjalani hari dan mungkin bisa dapat info baru dari post mba Rey ini 😍
Nah benerrrr banget, saya udah lama jadi IRT, coba kerja dari rumah, tapi ritme patennya aja masih belum bisa dilakukan dengan baik, masih aja butuh penyesuaian.
HapusDi zaman pandemi gini, kudu beneran memecut diri untuk bisa memanajemen semua yang dibutuhkan :D
Soal komunikasi itu lah yang bikin saya gemesss... Kadang berinteraksi sama orang-orang yang punya komunikasi buruk, mereka nggak konfirmasi sepakat atau tidaknya. Tidak bisa memberi jawaban Ya atau Tidak, minimal ngasih kepastian kalau dia butuh waktu untuk mempertimbangkan. Tapi ya sudahlah, saya anggap diabaikan sebagai penolakan halus.
BalasHapusNah nah benerrrr, berkomunikasi langsung aja kadang ribet apalagi online hahaha.
HapusSemangaaattt :D
Disaat saat sekarang ini,freelancer dituntut untuk lebih kreatif lagi
BalasHapusbetul sekali :)
Hapus