Sharing By Rey - Gara-gara Covid-19, semua orang dianjurkan di rumah aja, selain yang benar-benar berkepentingan pastinya.
Dan karena di rumah aja terus, biar nggak bosan, banyak orang yang melakukan banyak hal, even hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Semuanya, dilakukan demi mengusir rasa bosan, secara... udah nyaris 2 bulanan aja loh kebanyakan orang di rumah aja terus.
Demikian juga saya.
Meskipun untuk saya sendiri, bukan merasa bosan karena tidak pernah bisa keluar, akan tetapi lebih ke rasa bosan karena lelah dengan semua kegiatan akibat di rumah aja ini.
Namun, semua memang harus dihadapi, kita harus bisa menahan semua kebosanan tersebut sampai pada waktu yang belum ditentukan.
Memaksakan diri untuk keluar rumahpun, saya rasa bukanlah suatu hal yang bijak, setidaknya buat diri sendiri dan sekitar kita.
Seperti yang kita ketahui, hampir setiap hari kita disuguhkan dengan berita-berita di mana para penderita Covid-19 selalu bertambah.
Bahkan bermunculan kasus-kasus baru yang entah itu benar atau tidak, yang menyiratkan kalau si virus corona tersebut mulai bermutasi sehingga menyerang manusia dalam berbagai sisi.
Berita-berita tersebut, sungguh cukup membuat saya jadi parno keluar, meskipun tetap juga harus keluar minimal seminggu sekali, untuk berbelanja bahan makanan.
Gara-Gara Covid-19, Saya Harus Begini
Yup, gara-gara covid-19 saya dan anak-anak harus di rumah saja, dan gara-gara covid-19, saya terpaksa harus bisa menahan bosan akan kelelahan mengerjakan pekerjaan tambahan.
Pekerjaan tambahan itu sebenarnya sekilas tidak berat. Seperti, saya harus ikutan menjadi guru buat si kakak, saya harus berdamai dengan anak-anak yang screaming every time.
Itu saja sebenarnya, dan tambahan waktu saya buat menulis dan mengerjakan yang biasa saya kerjakan, seperti mengelola media sosial saya, jadi lebih sedikit.
terlebih di masa bulan ramadan ini.
Saya sungguh harus bisa menyesuaikan semua berjalan dengan baik.
Dengan goal, anak-anak sehat dan bahagia, demikian juga saya, wajib sehat, lahir dan batin (harusnya).
Bukan hanya itu, gara-gara covid-19, saya juga harus tidur tak kenal waktu, demi menyesuaikan kebutuhan tubuh akan istrahat
Di mana kalau menyesuaikan dengan waktu yang sebenarnya, sulit untuk memenuhi banyak hal, terpaksa saya tidur tak kenal waktu, mau pagi kek, siang kek, sore kek, malam kek.
Pokoknya selagi ada waktu senggang, saya usahakan untuk bisa istrahat sebentar demi kesehatan jiwa dan raga.
Gara-Gara Covid-19, Saya Jadi Bisa Melakukan Ini
Dan begitulah, gara-gara Covid-19 saya jadi bisa melakukan banyak hal, di antaranya :
Manajemen waktu untuk terpenuhinya hal wajib
Meski masih kacau balau, tapi setidaknya hal-hal penting yang harus dilakukan dalam sehari-hari itu harus bisa dilakukan dalam hari dan jam yang ditentukan.
Seperti, saya dan anak-anak tidak boleh kelaparan atau kurang minum.
Jadi, sekacau apapun hari saya, tentu saja saya harus memastikan kalau saya maupun anak-anak sudah makan dan minum dengan cukup.
Pun juga dengan tidur, bukan hanya saya, anak-anak juga wajib tercukupi tidurnya, lengkap dengan memastikan mereka tidur dengan nyaman dan sudah kenyang.
Dan yang paling struggle adalah, memastikan si kakak khususnya, tidak pernah melewatkan sholat 5 waktu yang biasanya jadi bablas gara-gara waktu tidurnya yang kacau, biasanya di waktu dhuhur atau ashar.
Bukan sebuah hal yang membanggakan sebenarnya jika membahas masalah manajemen waktu, karena yang saya lakukan sangat jauh dari ekspektasi jadwal yang sudah saya dan si kakak buat bersama-sama, akan tetapi setidaknya, saya tidak melewatkan hal-hal urgent yang harus dilakukan oleh saya dan anak-anak, agar kami tetap sehat dan fit.
Multitasking
Sejujurnya, saya sebenarnya kurang suka multitasking, karena jadinya tidak fokus dan tidak bisa melakukannya dengan sempurna layaknya monotasking.
Akan tetapi, dalam keadaan seperti ini, saya jadi harus menurunkan ekspektasi saya dan menggantinya dengan legowo menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Alhasil, jangankan pekerjaan rumah, bahkan pekerjaan seperti ngeblog pun terpaksa kudu multitasking.
Menulis sambil menyusui, itu adalah hal yang biasa.
Hingga menulis sambil nyuapin si adik, itu yang harus bisa saya lakukan.
Jadi harap maklum jika memang membaca ada banyak typo di setiap postingan saya, bukan hanya itu, tapi juga tak jarang antar paragraf terasa aneh dan kurang nyambung.
Ya gimana dong, baru saja menulis 1 baris, si adik rewel minta makan.
Kadang si kakak sih mau banget nyuapin adiknya, tapi kalau si kakak lagi bete, terutama di bulan ramadan ini, saya rasanya nggak tega membiarkan si kakak nyuapin adiknya.
Alhasil saya menyuapin sambil ngetik dan dalam keadaan sadar penuh, takutnya satu sendok buat mulut si adik, 2 sendok di mulut saya, lololol.
Pekerjaan lainpun serupa, misal kerjaan dapur, biasanya saya mengelompokan berdasarkan lokasi tempat saya berada.
Saat berada di dapur, semua kerjaan yang ada di dapur saya handle sekaligus.
Kadang memasak sambil cuci piring, sambil nyapu, sambil menjemur pakaian dan semacamnya.
Yup, gara-gara covid-19 saya jadi lebih handal dalam multitasking.
Lebih menghargai waktu
Yup, gara-gara covid-19 yang menyebabkan saya jadi struggle ini, saya jadi lebih menghargai waktu. Lebih bisa memanfaatkan waktu untuk hal yang penting-penting saja.
Bahkan kebiasaan saya memegang handphone pun jadi lebih bermanfaat bener-bener.
Jika sebelumnya saya pegang handphone hanya terjebak dalam scrolling feed medsos dengan nggak jelas, sekarang bahkan scrolling pun dibuat lebih bermanfaat dengan interaksi agar mendatangkan manfaat buatu akun saya.
Semua hal 'remeh' yang saya lakukan, harus bisa mencari mana yang prioritas, atau harus bisa dimanfaatkan untuk lain hal yang lebih berguna, misal mengelonin si adik dan saya tidak ikutan tertidur tapi scrolling hape, ya saya lebih memilih menyiapkan konten atau semacamnya.
Bahkan melakukan hal semacam refreshing seperti nonton pun saya selalu harus bisa menggunakannya jadi lebih manfaat, misal untuk ditulis review-nya dan menghasilkan konten buat blog saya.
Lebih belajar manajemen sabar
Masih sangat kurang sih, tapi gara-gara covid-19, saya jadi terpacu untuk lebih bisa memanajemen rasa sabar.
Sabar melihat anak-anak saling iseng dan jerit-jerit sampai telinga saya sakit.
Sabar melihat pekerjaan yang tidak pernah ada istrahatnya.
Sabar dalam hal-hal yang kurang nyaman karena lelah.
Dan sabar untuk terus belajar sabar, karena sabar itu luar biasa perjuangannya.
Dan begitulah, gara-gara covid-19, saya jadi bisa melakukan banyak hal positif, terpacu untuk bisa hidup lebih produktif dan lebih menghargai serta mensyukuri apa yang telah saya peroleh.
Kalau temans, apa nih yang jadi tambahan bisa dilakukan gara-gara Covid-19?
Share yuk :)
Sidoarjo, 30 April 2020
Reyne Raea untuk #BPNRamadan2020 day 11
Sumber : pengalaman pribadi
Gambar : Canva edit by Rey
Jadi bisa lebih menghargai waktu ya, Mbak. Mbak Rey semangat banget nulis di blog. Aku jadi ikutan semangat juga nih menulis di blog walau kadang banyak halangan untuk nulis di blog karena kesibukan lain.
BalasHapusAlhamdulillah, semangat :)
HapusBanyak juga yang sudah mbak Rey dapat karena virus ini ya, terutama tentang sabar ngadepin anak kecil yang jerit jerit melulu mengalahkan film Scream.😂
BalasHapusTambahan apa ya? Mungkin coba jelajahi daerah daerah yang ada di dunia lewat google maps mbak, misalnya ke raja Ampat atau Wakatobi.
Dulu saya salah satu yang suka banget pake google maps, tapi biasanya untuk melihat kampung halaman di Tegal, maklum saya merantau jadinya kadang kangen kampung yang ada halamannya.😂
wakakakkaka, etapi itu ide menarik ya, pakai google maps :D
HapusBetul, google maps juga kan bisa lihat lewat atas, tapi ada juga yang lewat bawah kok, biasanya dari mobil Google yang lewat. Kalo tempat terkenal biasanya ada gambarnya. Cobain deh
Hapushihihihi liburan praktis :D
HapusGara gara covid saya bisa ngeblog lagi,,,dan gk keganggu sama hal lain,,hhe
BalasHapusWah menarik tuh, jadi lebih produktif ya :)
Hapusmultitasking dan manajamen sabar, jadi ingat istri saya dirumah kasihan juga sangat perlu dibantu
BalasHapusAyo semangat bantuin istrinya :)
Hapuswah sepertinya sama kita mba, aapapun itu emang kita harus sabar dalam menghadapi covid ini.
BalasHapusSemangat, semoga segera berlalu ya :)
HapusKalo saya, jadi bisa lebih banyak waktu untuk ngeblog kembali, hehe...
BalasHapusAsyik dong, jadinya blog lebih hidup :)
HapusNahh alhamdulillah ya mbak, bisa memberikan manfaat buat diri sendiri dan keluarga. Semoga tetap selalu bersabar dalam segala hal, khususnya menghadapi multitasking
BalasHapusAamiin :)
HapusYang paling saya salut itu, mba Rey tetap bisa multitasking update blog sehari satu post which is saya yakin nggak mudah (seperti yang mba jabarkan, harus ke stop-stop karena perlu kasih makan si adik dan si kakak, serta melakukan hal lainnya) :DDD
BalasHapusMemang COVID ini bisa kasih dampak positif atau negatif tergantung dari sudut pandang yang kita lihat ya mba ~ hihihi. Semoga kesabaran mba Rey membuahkan hasil yang maksimal di hari-hari ke depannya <3
Aamiin :)
HapusUntungnya mungkin karena udah terbiasa beberapa lamanya, untuk menulis hal-hal remeh gini bisa dengan cepat saya lakukan, terlebih biasanya udah saya bikin poin-poinnya, tinggal dikembangkan :D
gara gara covid dan wfh meskipun wfh nya dibuat shift shift-an, dan berkurangnya jam kerja dari yang biasanya 8-17, berubah jadi 9-16. kayaknya waktu ngerjain di kantor kuranggg, di otak mau ngerjain ini, ternyata yang masih kelakon yang itu, tau tau udah jam 4. jadi kalo misal pas lagi ngeprint kan lama, disambi ngerjain yang lain plus pergi ke divisi lain kalo ada perlunya.
BalasHapuskalo di rumah kayaknya nggak ada perubahan
kudu semangat ciayoo... hehehe
hahahaha main-main ke divisi lain, saya banget ini Mba waktu kerja dulu.
HapusKalau ngantuk, saya keliling deh dari depan ke belakang, cari yang kabagnya nggak galak :D
Kalau dicari bilang aja lagi cari data di bagian lain hahahaha
Hahahaa nyiapin anak2 saat sedang puasa memang kdg suka lupa, masuk ke mulut sendiri juga :p.
BalasHapusAku ngerasa selama covid ini, ada kelebihan yg bisa aku lakuin walopun sedikiiit banget dan hasilnya jg msh suka ngaco :p. Masak :D.
Aku jd rajin cari resep, dan bener2 aku praktekin. Tp stlh nyoba bbrp resep, kayaknya aku ga terlalu suka dan bisa kalo masak kue. Srg gagalnya drpd berhasil. Tp kalo cemilan gurih kayak potato cheese ball, Sempol ayam, itu aku sukses bikinnya hahahahaha.
Kmrn udh 2x bikin klepon aja msh gagal. Nth Napa gulanya ga bisa cair di dlm hufft. Pusing aku.
Mbaaa, kalau mau bikin kue, saran saya coba mulai dari bikin brownies dulu, itu pasti anti gagal (ya iyalah emang aslinya brownies itu kue gagal hahaha)
Hapustapi seiring sering praktek bikin brownies, kita bisa lebih mengerti karakter bahan kue dan metodenya.
Semua itu saling berhubungan :D
Kalau klepon, kayaknya gulanya tuh Mba yang kurang bagus?