Baper Akan Pertanyaan Di Saat Lebaran? Siasati Dengan Cara Ini, Dijamin Beruntung.

menyikapi pertanyaan sensitif saat lebaran


Sharing by Rey - Lebaran kadang menjadi masa di mana banyak yang baper oleh berbagai pertanyaan sensitif.

Meskipun mungkin si penanya nggak bermaksud bikin baper, tapi yang ditanya kadang langsung auto baper dengan pertanyaan basa basinya.

 
"Cieeee...cieeee..."
"Yang lagi galau gegara 2 hari lagi bakal gelagapan plus kesal plus sebal plus dongkol menjawab pertanyaan khas waktu lebaran hihihi."
Judulnya ala-ala artikel zaman now ya, biar klikable kayaknya, lol.

Ada yang sedang menyambut lebaran yang insha Allah bakal kita temui di Jumat nanti dengan hati yang berwarna?
Berwarna merah, kuning, kelabu....., hijau muda dan biru *gak usah dinyanyiin hahaha.


Sudah menjadi rahasia umum, hal yang bikin kesal di saat lebaran itu adalah pertanyaan basa basi yang kebasian dari siapa saja yang kita temui.
Hampir 99% orang yang kita temui pasti bakalan komentar pertanyaan mainstream yang gak pernah berubah dari zaman purbakala.
"Kapan nikah?" --> buat yang single.
"Sudah isi belum?" --> buat yang baru menikah.
 "Anaknya berapa bulan? kok kecil? kok belum bisa gini?, kok begitu?" --> buat yang baru punya anak.
 "Kapan bikinin adik buat si kakak?" --> buat yang punya 1 anak.
"Loh, hamil lagi?" --> buat yang masih punya bayi dan bakalan sukses bikin otomatis manyun jika ternyata hanya keliatan hamil alias gendut hahaha.
"Gendutan ya sekarang!" --> buat yang chubby.
"Kok kurusan? ada masalah apa?" --> buat yang langsing.
"Kapan anaknya lulus?" --> buat yang anaknya kuliah.
"Kapan anaknya nikah?" --> buat yang anaknya sudah lulus kuliah.
"Kapan mati?" *eh, lol.
Dan beragam pertanyaan lain yang jenisnya sama aja, intinya kepo dengan hal yang ada di kehidupan pribadi kita.
Kesal gak sih dengarnya? saya sih kesal banget. Tapi itu dulu.

Setelah capek kesal saya kemudian berpikir,
"ngapain juga saya kesal dengan semua pertanyaan tersebut, toh memang basa basi tersebut juga kadang dilontarkan tanpa bermaksud menyinggung terlebih menyakiti hati kita"

Yup, saya rasa gak ada satu orangpun yang melontarkan basa basi tersebut hanya bermaksud menyakiti hati lawan bicaranya.
Justru basa basi tersebut terlontar demi mencairkan suasana.

Bayangkan saja, lama gak ketemu terus bingung dan kagok mau ngomong apa. Masa iya yang mau dibahas tentang Rihana sudah hamil gak ya? atau eh Sule kenapa digugat cerai ya?
Kan malah lebih awkward banget tuh.

Saya rasa wajarlah jika orang yang baru bertemu bakal menanyakan hal-hal seperti di atas, yang gak wajar terkadang beberapa orang sulit mengontrol omongan hingga setelah dijawab sang empu jawaban, si penanya malah bereaksi lebay, seperti :

A : "Wah lama gak ketemu sejak nikahannya tahun lalu, gimana kabarnya? sudah isi gak nih?" (basa basi standar.

B : "Iya, Alhamdulillah baik, belum juga dikasih amanah nih" (jawab apa adanya).

Mestinya, tanggapi dengan bijak misal,

A : "Semoga lekas diberi amanah oleh Allah ya, aamiin" sambil senyum manis.

Jangan keblabasan sampai,

A : "Loh, kok bisa sih belum isi juga? jurusnya kurang tokcer nih, coba ini deh, atau itu" (dijamin yang ditanya langsung manyun, lol.


Mengubah kesal jadi berkah atas pertanyaan mainstream di saat lebaran a la Rey


Beberapa pertanyaan mainstream yang sempat menghantui saya dulu khususnya di waktu lebaran adalah "kapan nikah?", "sudah isi belum?" dan "kapan punya anak kedua?".

Dari ketiga pertanyaan mainstream tersebut, pertanyaan pertama dan kedua selalu saya jawab dengan (sedikit) jutek dan tergoda untuk menyekak si penanya.

Misal "kapan nikah?"
Saya bakal jawab dengan beragam :
"Kayaknya gak mungkin hari ini deh, soalnya belum ada penghulunya dan sudah kesorean
"Tolong tanyain dong ke Tuhan, kapan nih sayanya nikah, kan Dia yang ngasih jodoh"
Biasanya, hanya dengan 2 jawaban tersebut si penanya bakal keki sendiri melanjutkan pertanyaannya hahaha.

Lalu "sudah isi belum?"
Jawaban saya juga beragam :
"Alhamdulillah sudah, tadi pagi isi air putih segelas"
"Belum sih, tapi kalau sudah insha Allah bakal di woro-woro, minta nomornya aja biar gak ketinggalan info"
Lalu si penanya melipir milih ngemil kue hahaha.

Alhamdulillahnya, semua keluarga dan teman sudah pada kenal watak saya kayak gimana, jadi mereka sudah bisa prediksi kalau bertanya bakalan keki sendiri, karena Rey is always have an answer for everything *halah sok kebulean.

Dan tentang pertanyaan "kapan punya anak kedua?"
Sesungguhnya, pertanyaan ini menduduki peringkat pertama dari pertanyaan yang bikin saya bosan mencari jawaban yang pas.

Bayangkan, hampir 6 tahun menanti hingga akhirnya Allah menilai saya MAMPU untuk mempunyai anak kedua.

Dan beragam jawaban yang sudah saya berikan, hingga akhirnya saya tersadar sendiri dan memberikan jawaban terbaik dan membuat saya mendapatkan UNTUNG BESAR, ALHAMDULILLAH.
"Tadi pagi sih cek belum positif, gak tau besok"
"Tanyakan pada Allah ya, saya juga kepo kapan saya punya anak kedua"
"Yang jelas gak mungkin hari ini, soalnya belum hamil"
"Tanyakan pada rumput yang bergoyang, konon katanya mereka mendengarkan bisikan Allah kapan waktunya saya dikasih anak kedua"

Kebayang gak sih betapa kekinya orang yang nanya hal tersebut pada saya, saking kekinya lama-lama mereka bosan dan gak berani lagi nanya hahaha.

Seiring waktu, saya pun juga akhirnya lebih bijak dalam menjawab petanyaan tersebut, daripada bikin keki orang yang bisa-bisa bikin saya makin kualat, mengapa gak dibalik saja kualatnya jadi berkah? Salah satunya adalah dengan menjadikan ajang pertanyaan tersebut sebagai WAKTUNYA BERBURU DOA.

Puncaknya saat saya mudik lebaran tahun 2016 lalu, saat itu sudah 2 tahun saya gak pulang, pastinya keluarga dan teman kepo maksimal dengan keadaan saya yang masih betah menggendong kakak Darrell, mereka pun mengeluarkan pertanyaan keramat, kapan Darrell dibikinin adik?

Sejujurnya ingin rasanya saya jawab, "Nanti malam bikinnya tante/om/kak" hahaha.
Tapi teringat lagi akan niat berburu doa saya, dan keluarlah jawaban yang praktis.

Saya : "Belum dikasih nih tante/om/kak, mohon didoakan dong biar segera diberi"

Mereka : "Iya, pasti didoakan"

Saya : "Ya udah doakan dong"

Mereka : "Iya, aamiin"

Saya : "Berdoanya sekarang dong!"

Mereka : "Semoga Darrell segera diberi adik lagi ya Allah, aamiin"

Saya : "Aamiin ya Allah"

Mereka : (mungkin jadi nyesal kenapa tadi nekat bertanya, hahaha)

Bukan hanya saat ditanya saja, bahkan jika gak ditanya saja saya tetap ngotot berburu doa dengan memancing mereka untuk nanya kapan saya punya anak kedua, setelahnya saya bakalan minta (baca : maksa) mereka untuk mendoakan saya segera punya anak, hahaha.

Dan Subhanallah...
5 bulan kemudian THE POWER OF PRAY tersebut TERKABULKAN!
Masha Allah... Walhamdulillah..
Saya akhirnya hamil lagi setelah bertemu dan berburu doa di para saudara dan teman saat lebaran.


Jawaban-jawaban anti mainstream dari pertanyaan mainstream saat lebaran a la Rey


See, daripada lebaran-lebaran malah dongkol bin kesal, mendingan ubah rasa tersebut jadi lebih berkah dengan berburu doa.
Kalaupun ada pihak yang ngotot nanya demi membully alias gak nyadar kalau dia membully dengan pertanyaan nya tanpa ujung, boleh kok dikasih jawaban yang bikin si penanya menyesal bertanya hahaha.

"Kapan nikah?" --> "Insha Allah besok, gak mungkin hari ini sudah kesorean dan belum ada persiapan".
"Sudah isi belum?" --> "sudah dong, banyak pula, lontong, ketupat dkk" atau "belum, kenapa emangnya? sudah dengar kabar dari Allah kapan mau diisiin?"
 "Anaknya berapa bulan? kok kecil? kok belum bisa gini?, kok begitu?" --> "3 bulan, jelaslah kecil, kalau besar pasti gajah" atau "4 bulan, belum bisa gini soalnya emang harus gitu dulu menurut ilmu pakar tumbuh kembang anak yang sudah diteliti selama bertahun-tahun dan menghabiskan banyak dana"
 "Kapan bikinin adik buat si kakak?" --> "ntar malam saja, kalau sekarang khawatir banyak yang ngintip" atau "setiap malam, emangnya kenapa? situ jarang buat ya?" hahaha... saya ngakak sendiri tulis ini.
"Loh, hamil lagi?" --> "aamiin, tapi belum hamil, ini keliatan hamil biar Allah tau kalau saya siap hamil lagi" atau "gak hamil, cuman terlalu bahagia, jadinya berasa hamil lagi".
"Gendutan ya sekarang!" --> "Alhamdulillah, terlalu bahagia sayanya" atau "iya, saya bosan dikejar anjing saat kurus, dipikir saya tulang berjalan"
"Kok kurusan? ada masalah apa?" --> "waahh Alhamdulillah, iya mbak emang sekarang lagi doyan olahraga biar langsing, bosan gemuk-gemuk ngabisin tempat di fasum"
"Kapan anaknya lulus?" --> "Ah pakai nanya lagi, pastinya kalau skripsinya sudah selesai dong, kayak gak pernah kuliah saja"
"Kapan anaknya nikah?" --> "kalau tiba waktu jodohnya datang"


Okeh, semua contoh jawaban tersebut gak perlu dicontek sama persis, inti dari semuanya adalah, cobalah mengeluarkan sense of humor kita dalam menanggapi semua pertanyaan yang memang sudah ada sejak dahulu kala.

Alih-alih jadi kesal, mengapa gak coba berburu doa saja, jangan meremehkan kekuatan doa, terlebih jika yang doakan banyak orang, insha Allah cepat diijabah Allah, aamiin.

So, masih galau dan baper menanti pertanyaan di masa lebaran?
Share di komen yuk.

Semoga manfaat :)


Sidoarjo - 13 Juni 2018

5 komentar :

  1. Belajar sabar memang kadang butuh banget saat lebaran ya

    BalasHapus
  2. wahahhaha boleh tuh sarannya,
    Sekalian maksa orang lain buat ngedoain kita.
    Hmmm

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)