Over Diagnosa, Anak Terkena Virus KAWASAKI


anak di diagnosa virus kawasaki

Sharing by Rey - Drama anak over diagnosa oleh seorang profesor dokter anak, sungguh membuat saya sedikit trauma pada dokter anak. 

Bagaimana tidak? kakak Darrell di diagnosa kena virus Kawasaki, sebuah virus yang menakutkan itu.
Ingin sharing pengalaman minggu kemarin, saat si kecil saya, Darrell, harus di opname di sebuah rumah sakit Ibu dan Anak di Sepanjang, Sidoarjo.

Awal Mula Sakit Dan Diduga Virus Kawasaki


Kejadiannya di mulai ketika Minggu, 7 Februari


Kami mengunjungi keponakan yang terkena DBD di RS Haji Surabaya.
Naik motor dan hujan-hujanan, hingga akhirnya ketika bertemu yangtinya, katanya badan Darrell agak hangat.

Saya raba, memang sih agak hangat, namun saat itu saya pikir mungkin karena kena hujan saat naik motor. Hari Senin, badannya tetap hangat tapi gak cenderung demam panas tinggi.

Nantilah setelah hari Selasa, 9 Februari

Sore hari sepulang saya kerja, saya terkejut saat meraba badannya yang panas tinggi.

Saat itu dia masih mau makan meskipun sedikit.
Setelah makan, saya beri Naprex lalu saya kelonin.
Semalaman tidur gelisah, dan besok paginya badannya tetap panas tinggi, serta mulutnya berbau tidak sedap.

Hari Rabu, 10 Februari 

Saya masih memintanya wash lap saja, lalu dengan berat hati saya menitipkannya ke tempat penitipan biasanya.

Sorenya, saat hujan-hujan saya tetap menjemputnya.
Dan sedih banget, karena panasnya masih juga tinggi.

Lalu saya intip, ternyata bibirnya penuh sariawan.
Sediiihhh bangeeettt deh rasanya, apalagi Darrell akhirnya hanya bisa makan sedikit saja.

Lalu dia tertidur dengan mulutnya yang berbau tidak sedap, meskipun saya sudah menyikat giginya dengan bersih.


Akhirnya Diperiksa dr. Hartoyo, SpA


Hari Kamis, 11 Februari 


Dengan berlinang air mata saya menitipkan kembali di tempat penitipannya. Badannya masih tetap panas.

Hingga akhirnya, malamnya saya dan suami memutuskan membawa Darrell ke dokter Hartoyo, SpA, di tempat prakteknya, di Taman Pondok Jati, Geluran, Sidoarjo.
(Tarif Rp. 100,000 sekali konsultasi)

Oleh sang dokter di beri obat antibiotik Erysambe puyer, penurun panas Naprex syrup dan vitamin Imboost.

Lalu diminta kembali di hari Sabtu karena di curigai DBD, apalagi sekarang memang lagi banyaaakkk banget orang kena DBD.

Hari Jumat, 12 Februari

Si papi akhirnya mengalah nggak ngantor demi jagain Darrell. Panasnya sudah mulai turun, bau mulutnya berkurang, tapi bibirnya jadi infeksi dan berdarah karena pecah-pecah.

Setelah diskusi dengan kakak Jouke, yang seorang perawat di RS Palagimata BauBau, yang mana anaknya juga pernah sariawan parah seperti Darrell, saya lalu membeli Nystatin Drop dan meminta Darrell untuk kumur-kumur dengan itu.

Hari Sabtu pagi

Kami balik lagi ke dokter Hartoyo, SPA.
Setelah menunggu sangat lama, kami lalu bertemu sang dokter dan beliau mengatakan tidak perlu test darah karena panasnya sudah hilang.

Oleh si dokter, di beri lagi obat Diflucan dan Equal puyer serta vitamin Starmuno syrup.

Hari Minggu dan Senin 

Keadaan bibirnya nggak ada tanda-tanda membaik, malah semakin parah, karena Darrell gak bisa makan, ternyata sariawan bukan hanya ada di bibirnya, akan tetapi di lidah dan leherpun banyak.

Hari Selasa, 16 Februari

Saya masuk kerja setengah hari, Darrell dijaga si papi yang mengalah (lagi) nggak masuk kerja.

Kami sudah nggak tahan melihat penderitaan anak kami yang kesulitan makan, sedang Darrell mengeluh lapar.


Memutuskan Berobat Di RSIA Sepanjang Sidoarjo


Akhirnya, setelah tanya-tanya, kakak ipar saya menyarankan ke dokter anak langganan anaknya di RS Delta Surya Sidoarjo.
Namun si papi salah ngomong ke saya, katanya di RS lain yang ada di Sepanjang, Sidoarjo.

Langsung deh, sepulang kantor saya mampir untuk daftar, ada 2 dokter anak yang praktek nanti malamnya.
1 dokter spesialis anak dan 1 professor.

Karena sudah dua kali ke dokter spesialis anak, saya akhirnya memilih professor dokter anak.
Malamnya, kami lalu ke RSIA di Sepanjang Sidoarjo tersebut.
Dan kurang lebih pukul 20.00, giliran kami bertemu sang profesor.

Saya lalu memberitahukan keluhan anak saya, tak lupa saya memperlihatkan obat-obatan yang sudah diberikan oleh dokter sebelumnya.

Prof. Sp.A(K) tersebut sangat ramah, beliau memeriksa secara teliti.
Beliau lalu menyarankan untuk segera opname, agar bisa diinfus, dan sariawannya cepat sembuh.

Namun, beliau juga mengatakan kalau Darrell punya kelenjar (entah apa maksudnya, mungkin kelenjarnya sedikit infeksi karena sariawannya yang parah).

Dan katanya Darrell terkena virus KAWASAKI.

Setelah membayar tarif beliau (Rp. 200,000 per konsultasi), kami lalu keluar dan mengikuti petunjuk suster untuk memesan kamar untuk opname.

Saya dan suami memang sudah berniat untuk opname, paling tidak agar Darrell bisa mendapatkan cairan sehingga tidak dehidrasi, dan agar sariawannya cepat sembuh.
Jadi tidaklah terlalu shock saat tahu harus opname.

Setelah mengurus administrasi, yang ternyata kami hanya bisa mendapatkan kamar kelas 3 karena yang lain penuh.

Darrell lalu dibawa ke UGD untuk di infus dan di ambil darahnya.
Alhamdulillah dia tenang dan nggak nangis, padahal emaknya, aslinya mau nangis, hiks.

Saya berusaha untuk berpikiran positif saja, dan menurut apa kata profesor nya, meskipun saat di bawah ke kamar lantai 3 melalui tangga, karena gak ada lift hingga ngos-ngosan, lalu bertemu dengan kamar yang lumayan gerah.

Karena hanya ada 1 kipas yang menemani.
Kamarnya berisi 4 ranjang pasien, namun Alhamdulillah tidak ada nyamuk, dan pasien lainnya hanya menderita penyakit types.


Biaya Kamar Opname Dan Obat Yang Wow


Saya sedikit shock sewaktu papi akhirnya selesai menebus obat, dan datang bersama seabrek obat-obatan.

Tebusan obat pertama senilai nyaris Rp. 800,000.
Dan obat yang didapatkan ada 4 macam, 2 antibiotik syrup, 1 vitamin C syrup dan segepok puyer buat kelenjar (gak tau maksudnya kelenjar apa, nantilah di kemudian hari saya sadar kalau itu obat Rimstar, buat TB kelenjar, hiks)


antibiotik berlapis resep profesor

Pukul 21.00 cairan infus Darrell diganti dengan cairan antibiotik.
Hhhhhh.... tetap berpikiran positif meskipun hati teriris2 melihat antibiotik yang seabrek itu.

Alhamdulillah, suster-suster yang bertugas di lantai 3 tersebut ramah-ramah dan rajin-rajin.
Jadi hati yang sedikit galau bisa tenang.
Ditambah saya juga sudah mulai merasa menggigil dan mulai merasa ikutan drop.


Alhamdulillah, Darrell Perlahan Membaik, Meski Saya Jadi Tertular Virus Kawasaki (katanya)


Alhamdulillah, hari Rabu 17 Februari, setelah 12 jam di infus, Darrell sudah bisa mulai makan sedikit demi sedikit.

Obat-obatannya yang seabrek itu, tetap saya beri untuk di minum, meskipun Darrell mengatakan sudah bosan banget minum obat lebih dari seminggu.

Sayangnya, di pukul 12.00 seorang pasien masuk dan menempati ranjang tepat di samping Darrell, seorang bayi berusia 4 bulan yang terkena types.
Dan tangisannya bikin kepala saya bagai dipentungin orang sekampung.

Akhirnya sekitar pukul 14.00, suster memberitahu kami bahwa ada kamar kosong di bawah, di kelas I tepatnya.
Harganya Rp. 300,000 per malam.

Karena sudah nggak tahan dengar tangisan si bayi, kami lalu mengiyakan untuk pindah, lumayan... kelas I katanya 1 kamar 1 ranjang pasien dan ada ranjang penunggu pula.

Namun betapa shock-nya saya, ketika sampai di kamar yang di maksud.
Hiksss... namanya sih kelas I, tapi letaknya di gudang belakang dong...

Nggak ada ventilasi udara langsung, hanya ada glassroof yang bikin sinar matahari bisa masuk dalam ruangan.

Dan yang lebih bikin stres adalaaahhh.... nyamuknya seabrek.... huwaaaaaa......
Yang bener sajaaa... bisa-bisa ketambahan DBD nih :'(

Saya gak bisa ngomel berkepanjangan, karena hari mulai sore, dan saya sudah nggak bisa menahan sakit kepala serta panas dingin di badan.

Setelah sholat, saya makan, dan minum parasetamol serta amoxylin, namun nggak ada perubahan sedikitpun.

Untungnya Darrell sudah bisa makan, bibirnya yang infeksi langsung mengering dan terkelupas, bahkan di hari rabu malam dia sudah bisa makan ayam goreng kesukaannya, tanpa mengeluh leher dan lidahnya sakit.

Kamis pagi saya ke dokter umum di UGD, tenggorokan saya sakiiittt banget, kata dokter saya kecapekan dan diberi antibiotik Zibramax yang harganya selangit 3 biji, Mefix Cap dan Lameson.

Ketika balik di kamar, saya lihat di kaca langsung shock, tenggorokan saya penuh sariawan.
Bahkan di amandel saya, terdapat kerak putih semua, dan ada bintik-bintik seperti jerawat.
Sakitnya nggak usah ditanyakan deh.

Selama Kamis dan Jumat saya benar-benar nggak berdaya, sang Profesor yang mengobati anak saya menyarankan saya periksa darah, lalu ke dokter spesialis untuk periksa lebih lanjut.

Karena menurut beliau saya ketularan anak saya terkena virus Kawasaki.

Karena ribet, ditambah stres harga obatnya selangit (setiap hari harus nebus antibiotik yang dimasukan ke cairan infus kurang lebih 500ribu).

Akhirnya saya memutuskan nggak mau ikutan di rawat di situ, terlebih lagi saya stres dengan nyamuk yang seabrek, plus kamar mandinya yang penuh kerak saking gak pernah di sikat kali yaa....


Akhirnya Memaksa Pulang Dari RSIA Sepanjang, Sidoarjo


Hari Jumat, saya minta pulang, namun si profesor melarang.
Akhirnya, Sabtu 20 Februari saya bersikeras minta pulang, karena melihat Darrell yang sudah baikan, ceria dan merasa bosan banget di kamar tersebut.

Sang profesor akhirnya mengalah, namun menyarankan untuk foto rontgen dulu, karena Darrell kurus banget.
Di khawatirkan dia menderita TBC (katanya dikhawatirkan, tapi sudah diresepkan obat TBC, sebaaalll).

Langsung saja saya kesal ... aneh-aneh sajaaa...
Kalaupun ada indikasi seperti itu, kenapa pas sudah mau pulang baru disuruh? apa memang kita disuruh stay lebih lama di RS?

Kalau gratis sih gak masalahhhhh... hhhhhh....

Sabtu siang, saya mulai agak enakan, bisa bangun untuk buka laptop, dan mulailah saya kepo ingin tahu apa sih virus Kawasaki itu?
Dan hasilnya saya jadi ternganga...


Kecurigaan Over Diagnosa Kena Virus Kawasaki


Dari berbagai testimoni ibu-ibu yang anaknya terkena virus tersebut, gejalanya sangatlah jauh berbeda dengan gejala anak saya.

Oh ya, hasil test darah Darrell di hari pertama positif ada bakteri Salmonella, yang berarti Darrell menderita types.

Hasil test yang lain terlihat normal, selain Limfositnya yang tinggi sampai 60, sedang batas normalnya adalah 20-40 (menurut hasil lab).
Menurut profesor nya, limfositnya tinggi karena virus Kawasaki tersebut.

Lalu saya bandingkan, dengan gejala dari testimoni banyak ibu-ibu, yang anaknya terkena positif virus Kawasaki.

Berdasarkan hasil test darah, rekam jantung, urin dan test fungsi hati.
Darrell mah cuman test darah sudah divonis virus Kawasaki :(


Gejala penyakit Kawasaki :

  • Demam yang turun-naik, tetapi biasanya diatas 39° celsius, sifatnya menetap (lebih dari 5 hari) dan tidak memberikan respon terhadap asetaminofen maupun ibuprofen dalam dosis normal. 
--->( Darrell demam tinggi mulai Selasa malam - Kamis malam, sedikit turun saat di beri Naprex yang kandungannya parasetamol, setelah itu gak pernah demam lagi)
  • Rewel, tampak mengantuk. 
--->(Darrell rewel, namun nggak melulu ngantuk)
  • Kadang timbul nyeri kram perut.
--->(satu-satunya keluhan di bagian perutnya adalah, Darrell lapar tapi nggak bisa makan karena bibir, lidah dan lehernya sakit, penuh sariawan)
  • Ruam kulit di batang tubuh dan di sekeliling daerah yang tertutup popok.
--->(sama sekali nggak ada ruam kulit pada Darrell)
  • Ruam pada selaput lendir (misalnya lapisan mulut dan vagina). 
--->(Bibirnya infeksi, dimulai dari pecah-pecah karena dehidrasi ringan)
  • Tenggorokan tampak merah
--->(tenggorokan penuh sariawan)
  • Bibir merah, kering dan pecah-pecah. 
--->(bibir kering, pecah-pecah dan infeksi)
  • Lidah tampak merah (strawberry-red tongue). 
--->(lidah putih dan sakit karena sariawan)
  • Kedua mata menjadi merah, tanpa disertai keluarnya kotoran
--->(matanya sehat2 saja)
  • Telapak tangan dan telapak kaki tampak merah, tangan dan kaki membengkak 
--->(seluruh tubuh dan kulit Darrell baik-baik saja)
  • Kulit pada jari tangan dan jari kaki mengelupas (pada hari ke 10-20). 
--->(seluruh tubuh dan kulit Darrell baik-baik saja, Alhamdulillah)
  • Pembengkakan kelenjar getah bening leher. 
--->(menurut profesornya bengkak, saya sendiri kurang begitu mengerti, namun hingga saat ini Darrell masih konsumsi obat kelenjar tersebut, hingga 6 bulan ke depan)
  • Nyeri persendian (atralgia) dan pembengkakan, seringkali simetris (pada sisi tubuh kiri dan kanan).
--->(keluhannya hanya lapaarrr dan mulutnya sakit karena sariawan)


Entahlaaahhh!
Saya bingungg...

Yang mengvonis Darrell kena virus Kawasaki itu, adalah seorang professor.
Seorang guru besar di fakultas kedokteran Unair.

Tetapi saya bingung, gejalanya kok lain yaaa...
Atau mungkin, anak saya hanya terkena gejala saja?
Entahlaaahhh...

Yang pasti, saya sangat bersyukur Darrell sekarang sudah sembuh dan ceria seperti biasa, makannya sih masih tetap seperti biasa, kadang banyaaakkk, kadang susaaahh...

Badannya juga masih kurus.
Hellooowwwww.. bapaknyeee kuruuusss jugaaahhh..
Plus kemaren nggak makan sama sekali selama kurang lebih 3 harian... :(

Semoga ke depannya, Darrell selalu diberi kesehatan olehNya, sehat selalu ya sayanggg.... Sungguh hati mami tergores-gores melihat dia sakit :(

Justru nih ya, yang harus dicurigai ada virus aneh ya saya.

Sampai saya menulis tulisan ini, sariawan yang saya derita masih ada meski tinggal di rongga mulut.
Sudah nyaris 2 minggu dong, dan belum sembuh.

Lalu di belakang telinga saya, agak ke bawah, sedikit terasa sakit (maybe itu kelenjar getah bening yang infeksi gegara sariawan gak sembuh-sembuh).

Dan saya baru ingat, sekitar 2 bulan lalu, saya pernah menderita bercak-bercak merah di seluruh tubuh.

Awalnya saya pikir campak, tapi saya sama sekali nggak panas, bahkan saat itu mata saya nyaris merah.
Apa mungkin saya yang kena virus aneh?

Ya sudahlaaahhh....
Pakai sugesty saja kalau saya sehat-sehat selalu. Lagian bosan, sudah ganti 2 dokter, obatnya sama saja.

Sudah bosan rasanya minum antibiotik, sekarang malah pas sariawan di tenggorokan hilang keganti sama pilek tanpa henti, hingga kepala sakit.

Maybe saya juga kena sinusitis? hahahaha...
Gak laahhh...
Insha Allah saya sehat.... Aamiin.... :)


Sidoarjo, 28 Februari 2016

@reyneraea

6 komentar :

  1. Assalmualaikum Bu, kenapa saya tidak baca tulisan Ibu ini ya sebelum memutuskan anak saya opname di sini, diagnosa yg sesuai dengan hasil lab msh bisa kami terima, tp jika diagnosanya tanpa observasi yang jelas malah semakin mengada2rasanya sedihhhh, sebenarnya Prof sudah saya hindari karena pengalaman saat anak saya 2 bln imunisasi bcg dengan beliau dulu,nmanya ibu baru saya crita2 klo lidahnya agak putih, pup nya kdang hijau & agak merah pantatnya, langsung dikasih resep seabrek, total biaya 1 juta sekian, meskipun ditanggung perusahaan suami saya juga kaget, tidak satu pun obat2itu yang saya minumkan ke anak saya, hanya salep untuk ruam popoknya saja yang memang sangat mujarab,sejak saat itu saya menghindari beliau, saya selalu tlp sblm ke sana & menanyakan jadwal dokter anak yg lain,namun kemarin saya tidak punya pilihan anak saya 2 thn 10 bln panas 3 hari 39℃-40℃ dan disitu hanya ada prof, saya agak terkejut, bahkan sblm di cek darah beliau sudah meresepkan 6 macam obat senilai 350 ribu, sekarang jasa konsul beliau 250 ribu cash dengan kuitansi tulis tangan beliau sendiri, cek darah 60 ribu dan tes tipes 250 ribu, total sudah lebih dari 900 ribu, setelah hasil keluar anak saya didiagnosis types karena hasilnya memang igm salmonella 6+ dan diharuskan opname, tp karena saya gak srek saya bawa pulang, sampai rumaj saya telpon dan menceritakan semuanya, suami saya menyuruh saya kembali karena menurut dia kalau tipes harus opname, hari ini hari ke 5, kemarin cek darah lagi dan thorax krn anak saya batuk, diagnosanya mencengangkan, trombosit anak saya memang turun tp masih dlm range normal beliau bilang db,hasil foto didiagnosa bronkitis dan hati bengkak, saat saya tanya suster tadi pagi waktu memberi obat oral ada obat baru yaitu puyer dengan tulisan kelenjar, sebelumnya obat yg diminum 6 macam smua syrup,saya tanya itu obat apa dia bilang obat TB dan harus diminum sampai 6 bulan ke depan, saya hanya geleng2apa lagi ini, setelah meminum obat2itu pipis anak saya berwarna pekat orange sama dengan puyer tadi, dan mulai pup 3x seperti diare, setelah itu saya putuskan tidak memberikan jatah obat siang, dan kondisinya justru membaik, obat malam juga tidak akan saya berikan, pipisnya masih berwarna orange sampai sekarang,yang tadinya lemes ngantuk dan rewel skrg sudah mau bermain, obat lewat infus kami anggap itu memang antibiotik yang benar untuk tipesnya, dan besok kami akan minta pulang.
    Semoga Darrell selalu sehat ya Bu, dan tidak bosan mengerjakan PR Kumon nya,,,, 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masha Allah..
      Saya kok jadi geram ya mbak hiks..
      Iyaaaa, saya sudah kapok bener ke beliau, kemaren saya ke Soerya tapi milih dokter lainnya.
      Kalau gak ada pilihan lain mending cari RS lain deh.
      Daripada sebel makan hati, terlebih juga ruang rawat inap kelas 1 nya yang gak banget.
      Sudah gak dapat sinar matahari dan udara segar, plus banyak nyamuk pula.

      Hapus
  2. Anak sy usia 5 bulan sakit panas dan muntah, sbg ortu pasti pengen yg terbaik utk anak, di daerah tmpt sy tinggal (bringin, taman) DSA yg paling bagus krn titelnya prof dan konsultan adalah beliau (prof sugeng). Akhirnya kami memutuskan utk menemui beliau di rs soerya. Begitu tatap muka dan melihat kondisi anak sy sekilas dan mendengarkan keluhan beliau mengatakan " anak nya sakit dan harus opname" sy pun kaget dan kurang simpatik dg respon jawaban beliau.. Lalu sy coba menawar, apa tdk bisa rawat jalan.. Beliau menjawab kalo ada apa2 bagaimana?! Masih dg nada tidak enak.. Akhirnya kami memutuskan utk menolak rawat inap..krn kebetulan suami juga kurang suka dg sikap prof.. Beliau meresepkan 4 jenis obat dengan total hampir 8rts rb. Kami pun pulang, setelah 3 hari minum obat, kondisi anak kami belum membaik. Panasnya hanya turun krn obat penurun panas, saat efeknya habis..anak kami kembali panas. Krn penasaran sy menghub salah satu teman sy ..dia seorang dr umum. Sy menjelaskan kondisi anak sy dan sy jg beritahukan macam obat yg diresepkan. Teman sy kaget, krn antibiotik yg diresepkan mmg tergolong keras utk diberikan utk anak bayi. Dan krn setelah 3 hari konsumsi obat masih juga kondisinya sama, kemungkinan jenis antibiotik tidak cocok dg penyakit anak sy. Solusinya sy harus ke dokter lain. Dan alhamdulillah, setelah menemui dokter lain yg hanya dokter umum..anak sy sembuh. Obat yg ditebus tidak lebih dr 50rb.. Sekedar informasi, rumah sakit soerya adalah milik beliau.. Jd silakan disimpulkan sendiri. Wallahu'alam.. Bbrp tahun kemudian anak sy sakit lagi, dan krn dia punya asuransi dan rs terdekat yg bisa mengcover adalah rs soerya, kami kembali ke rs tersebut..tp memilih dokter rizky..dan alhamdulillah beliau sangat baik dan profesional..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mbaaaa, baca komennya jadi keingat saat anak saya pertama kali ketemu beliau, obatnya seabrek, tapi awalnya sih gak masalah, karena emang kondisi anak sudah melas karena gak bisa makan, tapi emang beliau sering memberikan resep dengan obat double.
      Antibiotik double sama antivirus pula hiks.

      Kasian ya bayi masih kecil dikasih AB banyak-banyak.

      Saya juga setelahnya masih ke RS SOerya tapi milih dokter Rizky.
      Ya gimana lagi RS yang terdekat adalah itu.
      Btw ada RS baru tuh dekat Muhammadiyah.

      Cuman belum tau siapa saja DSA yang praktek di sana

      Hapus
  3. Mb...sakitnya darrel mirip flu singapure ya..
    Anakknya teman ada juga mb, yang barusan di diagnosa virus kawasaki itu..tp diagnosa itu ktemunya juga setelah lebih dr 10 hr opname. Awalnya leukosit tinggi..trus panas yang turun naik. Jd klo diobatin turun..ntar obat ilang...panas lagi gitu... Setelah balik opname..iya, kakinya nglupas2 gitu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Awalnya juga dicurigai flu Singapura ama dsa yang pertama, tapi karena cuman sariawan di mulut dan tangannya baik-baik saja, jadi bukan.
      Kalau menurut saya cuman komplikasi karena Types aja plus daya tahan tubuhnya menurun banget.
      Soalnya setelah dia sembuh gantian saya yang sariawan parah se tenggorokan, masha Allah sakitnya.

      Kalau Kawasaki kerjanya cepat dan bahaya banget karena menyerang hati

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)